7 Ramalan Jayabaya Ini Sudah Jadi Kenyataan, Mau Tahu Apa Aja?
Wednesday, March 27, 2019
Edit
Dahulu kala Kediri mempunyai satu kerajaan yang begitu disegani di tanah air. Kerajaan Kediri atau juga dikenal dengan sebutan lain Panjalu, berhasil menjadi kerajaan ternama di nusantara, berkat adanya sosok raja begitu melegenda yaitu Prabu Jayabaya. Sosok prabu yang begitu termasyur ini begitu melegenda dengan kesaktianya, dia bahkan konon sanggup meramalkan masa depan. Ramalan tersebut Jayabaya tuliskan dalam sebuah buku ramalan yang kini sangat terkenal. Meski begitu pada awalnya buku ini hanya dianggap hayalan semata dan banyak yang meragukanya.
Sampai sedikit-demi sedikit ramalan yang ada di buku itu sedikit-demi sedikit mulai terwujud dan menjadi kenyataan. Sampai ketika ini sendiri setidaknya sudah ada 7 ramalan dari buku Jayabaya yang telah menjadi kenyataan.
Penasaran apa saja isi ramalan tersebut dan benarkah sudah terwujud, berikut ini yaitu 7 ramalan Jayabaya yang telah jadi kenyataan..
Datangnya Bangsa Kulit Kuning yang Melepaskan Indonesia Dari Kekejaman Kulit Putih
350 tahun kurang lebih bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda, selama itu pula sudah tak terhitung rakyat nusantara yang menjadi korban kekejaman Belanda. Baru sehabis 350 tahun, Belanda berhasil terusir dari Indonesia menyusul datangnya armada pasukan Jepang yang merebut penjajahan dari Belanda.
Peristiwa ini ternyata sudah ada dalam buku ramalan Jayabaya. Dalam buku itu Jayabaya memprediksi bahwa akan tiba bangsa berkulit kuning yang melepaskan Indonesia dari cengkraman orang berkulit putih. Nah bangsa kulit kuning yang dimaksud disini yaitu orang Jepang, sedangkan bangsa kulit putih yang dimaksud yaitu Belanda.
Orang Ingin Kaya Secara Instan
Saat iini banyak orang yang ingin cepat meraih kekayaan tanpa harus berusaha keras. Karena banyak orang yang rela melaksanakan apasaja mulai dari tindak kejahatan, penipuan hingga main dukun semoga sanggup cepat kaya. Pokoknya asal sanggup cepat kaya, banyak orang rela melaksanakan apa saja, padahal semua itu biasanya hanya untuk menuruti gensi dan gaya hidup saja. Orang juga cenderung aib dengan pekerjaan mereka bila hanya menghasilkan sedikit uang.
Hal ini rupanya juga pernah diramalkan oleh Jayabaya yang berucap:
"Akeh wong nyambut gawe apik-apik, pada krasa isin, luwih seneng ngapusi, wegah nyambut gawe, kepengen kepenak, ngumbar hawa napsu angkara murka, ngedekke durhaka."
Ucapan ini sendiri kurang lebih artinya:
"Banyak orang yang punya pekerjaan baik-baik justru aib dan menentukan untuk menipu, tak mau bekerja hanya ingin hura-hura, mengedepankan nafsu syetan, memperbanyak dosa."
Ramalan ini kini sudah sanggup kita lihat pada masyarakat Indonesia yang kian hari kian jadi Hedonis. Mereka lebih mengutamakan gengsi dan rela melaksanakan apasaja semoga sanggup mendapat uang yang banyak.
Korupsi Kian Merajalela
Korupsi itu dibenci namun sulit untuk dibasmi, penyakit masyarakat ini seolah sudah menjadi pecahan dari budaya. Korupsi bahkan sudah ada semenjak beradbad-abad yang kemudian walau dalam skala yang berbeda. Banyak orang mungkin tak menyadari bila memainkan harga ataupun mengambil laba dari suatu proyek yang bekerjasama dengan pemerintah sebagai tindakan korupsi. Bagi sebagian orang tindakan menyerupai ini hanya dianggap tindakan mencari laba yang sah-sah saja untuk dilakukan.
Kesalahan pemahaman inilah yang menciptakan korupsi sangat sulit untuk diberantas. Dan Jayabaya juga sudah meramalkan hal ini, dalam ramalan tersebut Jayabanya menyebutkan, "Akeh akad ora ditetepi, akeh wong nglanggar sumpahe dewe. Akeh menungso mung ngutamakke duwit, kemudian kemenungsan, lali kebecikan, lali sanak lali kadang".
Kalimat tersebut kurang lebih artinya, "Akan banyak akad yang tidak ditepati, banyak orang akan melanggar sumpahnya sendiri, mereka hanya mengutamakan uang dan lupa dengan kemanusia, sikap baik bahkan lupa dengan saudara dan asl-usulnya."
Hal ini sejalan dengan realita ketika ini dimana orang dengan gampang menebar akad namun seketika melanggarnya bila tujuan telah tercapai. Banyak orang ketika ini juga sudah tak peduli dengan kebajikan dan sanggup melaksanakan apapun untuk mencari laba bahkan bila itu harus merugikan orang lain.
Berubahnya Peradaban Manusia
Jaman ketika ini dan dulu tentu sudah banyak berubah, selama ratusan tahun telah banyak kemajuan dalam bidang teknologi yang dilakukan manusia. Kemajuan ini sebagian ada yang berdampak positif, namun adapula yang berdampak negatif. Perubahan ini nampaknya juga telah diprediksi oleh Jayabaya yang hidup berabad-abad lalu. Dalam salah satu ramalanya Jayabaya pernah menyebutkan perubahan ini, Jayabaya pernah berkata:
"Mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jara, tanah jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang, kali ilang kedunge, pasar ilang kumandange".
Kalimat kurang lebih berbunyi "Kelak akan ada masa dimana kereta berjalan tanpa kuda (mobil), tanah Jawa dikalungi besi (rel kereta api), kapal yang berjalan di langit (pesawat terbang), sungkai kehilangan sembernya (kekeringan) dan pasar-pasar yang kehilangan pengunjung (tergesr oleh pasar modern atau online)" dan hal ini sudah benar-benar terjadi ketika ini.
Komersialisasi Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pondasi penting dalam membangun sebuah bangsa. Pemerintah Indonesia juga sudah menyadari hal ini dengan melaksanakan aneka macam kegiatan untuk mengfasilitasi pendidikan bagi seluruh warga dari segala lapisan masyarakat. Namun sayangnya hal ini kadang tak berjalan lancar, alasannya yaitu masih ada beberapa orang yang tetap berusaha untuk menghasilkan laba dari bisnis pendidikan.
Pendidikan yang "Berkualitas" ketika ini tak sanggup didapat dengan gratis bahkan kadang harus ditebus dengan nominal yang tak masuk akan. Hal ini alhasil menciptakan orang mempunyai konotasi terhadap uang, yang ujungnya berujun pada satu titik yaitu bekerja untuk mengembalikan uang yang telah mereka habiskan di dingklik sekolah.
Fenomena ini juga perhan di ramalkan Jayabaya, ia berkata "Akeh wong ngedol ilmu" yang artinya kurang lebih "akan banyak orang menjual ilmu". Inilah fenomena yang terjadi ketika ini dimana orang menimbulkan sekolah sebagai ladang bisnis mereka.
Munculnya Perilaku Seks Bebas
"Wong wadon ilang kawirangane, wong lanang ilang prawirane" itulah salah satu ramalan Jayabaya yang sudah terjadi ketika ini. Ramalan tersebut kurang lebir mempunyai arti "Wanita kehilangan rasa malunya dan Pria kehilangan rasa Hormatnya". Ramalan ini kini sudah benar-benar terjadi dengan kian menurunya moral orang ketika ini. Kebanyakan orang ketika ini sudah tak lagi peduli dengan adat ketimuran yang menjunjung tinggi norma.
Banyak orang sudah terbawa arus perkembanagan jaman dan tak lagi memperdulikan sopan santun. Hal ini sanggup kita lihat dari cara berpakaian dan tingkah laris orang ketika ini yang sudah terlalu bebas. Kebebasan ini bahkan sudah menyangkut hal yang terbilang sangat tabu yaitu seks. Saat ini seks sudah bukan hal yang sakral lagi banyak orang menganggapnya hal biasa. Karena itu ketika ini banyak orang telah menganut sikap seks bebas dimana Wanita sudah tak lagi malu-malu dan Pria sudah kehilangan rasa hormatnya pada wanita. Persis menyerupai yang diramalkan Jayabaya.
Ramalan Notonegoro
Ramalan Jayabaya ihwal masa depan Indonesia tak hanya menyangkut perubahan jaman dan sikap masyarakat. Jayabaya juga mempunyai ramalan ihwal para pemimpin bangsa ini. Ramalan tersebut disebut Notonogoro yang mempunyai arti "Menata Negara".
Ramalan ini konon merupakan petunjuk ihwal orang-orang yang akan memimpin Indonesia dimasa depan. Seperti yang kita tahu hingga ketika ini Indonesia sudah mengalami beberapa kali pergantian Presiden. Mulai dari era Pak Karno hingga Jokowi ketika ini semuanya mempunyai gaya memimpin yang berbeda-beda. Sampai ketika ini sendiri setidaknya sudah ada tiga pemimpin Indonesia yang sesuai dengan ramalan Jayabaya yaitu SoekarNO, SoeharTO dan Susilo Bambang YudhoyoNO. Ketiga Presiden ini sudah menjadi sebagian bukti dari ramalan Notonogoro. Sekarang kita hanya tinggal menunggu apakah benar terwujud secara lengkap pada kemunculan Presiden indonesia dimasa depan.
Sahabat duniafreak.blogspot.com itulah beberapa ramalan Jayabaya yang telah menjadi kenyataan. Ramalan Jayabaya memang sudah sangat populer diseluruh Indonesia, alasannya yaitu sering jadi kenyataan. Namun meski begitu kita tak boleh menyandarkan hidup pada ramalan, alasannya yaitu sejatinya bahkan takdir jelek pun sanggup diubah selama insan berusaha.
Referensi:
https://www.yukepo.com/hiburan/indonesiaku/7-ramalan-jayabaya-yang-menjadi-kenyataan-ini-bikin-bulu-kuduk-merinding/