Penemuan Benda Kuno Mengejutkan Para Ilmuwan
Tuesday, March 26, 2019
Edit
Para hebat arkeologi secara terus menerus menemukan benda-benda kuno, yang berasal dari ratusan bahkan ribuan tahun lalu. Lewat inovasi benda kuno tersebut, kita juga jadi tahu sejarah peradaban zaman dulu. Namun, ada beberapa inovasi benda kuno yang justru menciptakan kita bingung. Jangankan kita yang orang awam, para ilmuwan pun dibentuk galau oleh inovasi benda kuno itu. Berikut ini yaitu benda-benda kuno yang berhasil ditemukan, namun benda tersebut diselimuti misteri.
Kitab Iblis
Penemuan benda kuno yang absurd yang pertama yaitu Kitab Iblis, atau dikenal juga dengan nama Codex Gigas. Sesuai namanya, kitab ini berafiliasi dengan iblis. Penemuan Kitab Iblis ini penuh dengan misteri alasannya yaitu selain ukurannya yang sangat besar, berbeda dengan kitab-kitab lainnya yang hanya berukuran ibarat buku pada umumnya, kitab ini juga tak diketahui tujuan dibuatnya.
Kitab ini diketahui mempunyai 620 halaman dan berukuran 1 meter. Begitu besarnya kitab ini hingga dikatakan membutuhkan lebih dari 160 kulit binatang untuk membuatnya dan 2 orang untuk mengangkatnya. Yang menciptakan orang-orang tercengang bukan hanya ukurannya saja, namun ternyata di dalamnya banyak berisikan cerita iblis. Dinamakan Kitab Iblis alasannya yaitu memang di dalam kitab tersebut ada satu halaman yang memperlihatkan ilustrasi iblis dan penciptaan iblis.
Konon, kitab ini ditulis oleh seorang pendeta di Bohemia (sekarang Republik Ceko) pada kurun ke-13 atas perintah iblis. Pendeta tersebut jadinya dieksekusi mati dengan cara dikurung hidup-hidup tanpa jalan keluar. Menurut penelitian, kitab ini memang hanya ditulis oleh satu orang, alasannya yaitu kitab ini mempunyai keseragaman dari halaman awal hingga halaman akhir. Anehnya, dikatakan kitab ini dibentuk dalam waktu yang singkat, yaitu hanya semalam saja, alasannya yaitu pendeta tersebut dibantu oleh iblis. Biasanya, untuk menulis satu buku membutuhkan waktu yang tak sebentar, minimal 2 tahunan. Hingga kini, masih belum diketahui siapa nama pembuatnya, dan untuk apa beliau menciptakan kitab ini.
Peta Piri Reis
Peta Piri Reis ini ditemukan pada tahun 1929 oleh sekelompok sejarawan di Istana Topkapi di Istanbul, Turki. Peta ini tergambar di atas kulit Gazelle bau tanah yang tertanggal tahun 1513. Peta ini menggambarkan Eropa, Afrika Utara, Brazil, dan bahkan Antartika dengan begitu detil. Padahal Antartika gres ditemukan 300 tahun kemudian. Hal itulah yang menciptakan peta ini absurd dan penuh misteri.
Peta ini ditandatangani oleh seorang laksamana Angkatan Laut Turki berjulukan Piri Ibn Haji Memmed, yang juga dikenal sebagai Piri Reis. Menurut Piri Reis, peta ini disusun dari 20 peta yang digambar pada zaman Alexander Agung. Dikatakan, peta buatan Piri Reis ini mempunyai tingkat detail geografis dan pengetahuan matematika yang jauh melampaui jangkauan navigator dari kurun ke-16 atau lebih awal. Keakuratan ini hanya bisa dicapai dengan dukungan survei udara, yang mana pada dikala itu pesawat terbang saja masih belum ditemukan. Ada dugaan bahwa peta ini dibentuk dengan dukungan makhluk gaib.
Hal menarik lainnya dari Peta Piri Reis yaitu tergambarnya Antartika dengan sangat detil. Bahkan peta tersebut bisa menggambarkan wilayah Antartika yang diselimuti es selama 6 ribu tahun. Para ilmuwan pun dibentuk kebingungan, bagaimana peta ini bisa dibentuk dengan sangat akurat, padahal perlengkapan zaman dulu belum secanggih sekarang. Peta zaman kini yang dibentuk dengan perlengkapan yang jauh lebih canggih saja masih kalah dibandingkan dengan Peta Piri Reis. Anehnya lagi, terdapat gambar beberapa binatang mitologi di sekitar Greenland, dan tertulis teks: "Dan di negara ini nampaknya ada monster berambut putih, dan juga binatang ibarat lembu bertanduk enam." Kira-kira binatang apa itu? Tak ada yang tahu jawabannya.
Mekanisme Antikythera
Berikutnya ada inovasi artifak kuno yang disebut dengan Mekanisme Antikythera. Mekanisme Antikythera ini dikatakan sebagai komputer tertua di dunia. Benda ibarat jam ini ditemukan di akrab pulau Antikythera, Yunani pada tahun 1902. Benda berusia 2 ribu tahun ini dipercaya dulunya dipakai oleh ilmuwan Yunani kuno untuk meramal posisi bintang. Pertengahan tahun 2016 lalu, sebuah tim hebat mengungkapkan hasil penelitian terkait artifak tersebut. Dari 35 ribu abjad Yunani berukuran kecil yang terdapat di perangkat itu, terungkap bahwa mekanik Yunani kuno bisa menciptakan perangkat yang jauh lebih kompleks kalau dibandingkan dengan komputer zaman sekarang.
"Mekanisme Antikythera telah mengajarkan kepada kami bahwa para mekanik Yunani kuno sanggup merancang dan membangun perangkat yang sangat kompleks. Perangkat itu mempunyai skala yang sangat kecil," kata Profesor Alexander Jones, pakar sejarah astronomi kuno dari Institute for Study of the Ancient World di New York, Amerika Serikat. Artifak ini cukup misterius, tidak adanya dokumentasi kontemporer yang menyebutkan atau menjelaskan ihwal prosedur tersebut. Selain itu, tak ada lagi benda serupa yang berhasil ditemukan. Seharusnya, untuk bisa bekerja, benda ini membutuhkan komponen lain, namun hingga kini tak ditemukan artifak yang menjadi pasangan dari Mekanisme Antikythera ini.
Baterai Baghdad
Baterai Bahdad yaitu sebuah guci keramik, yang sesuai namanya, ditemukan di akrab Baghdad, Irak. Namun, guci ini berbeda dengan guci lain pada umumnya, alasannya yaitu terdapat batang logam dan sebuah tabung yang juga ditemukan bersamanya. Guci ini diperkirakan berusia lebih dari 2 ribu tahun, dan dipakai pada masa Parthian, sekitar tahun 250 SM hingga 224 M. Pada awal ditemukan, guci ini memang tidak menarik, dan jadinya hanya ibarat menjadi pajangan di museum. Namun, sehabis kedatangan Wilhelm Konigh, arkeolog asal Jerman, ke museum yang menyimpan gicu tersebut pada tahun 1938, barulah diketahui bahwa guci ini ternyata spesial, alasannya yaitu berfungsi sebagai baterai elektrik kuno, yang mana baterai saja gres ditemukan berabad-abad kemudian.
Kemudian, sebuah percobaan pun dilakukan oleh Willard F.M. Gray, seorang teknisi General Electric di Massachusetts, Amerika Serikat. Dia mencoba memasukkan cairan asam ke dalam jambangan yang ada di dalam guci tersebut. Hasilnya, guci tersebut bisa menghasilkan tegangan listrik antara 1,5V hingga 2V. Bahkan, guci yang berfungsi sebagai baterai listrik itu bisa bekerja nonstop selama 18 hari.
Jika pada zaman dulu sudah ada baterai listrik semacam ini, maka penemu baterai bekerjsama bukanlah Alessandro Volta yang menemukan baterai pada tahun 1800. Induksi elektromagnetik yang ada dalam guci baterai listrik itu pun ternyata sudah eksis jauh sebelum ditemukannya induksi elektromagnetik oleh Michael Faraday pada tahun 1831. Dengan kata lain, orang-orang pada zaman dulu ternyata sudah lebih mengerti ihwal kelistrikan. Namun muncul satu pertanyaan, apa kegunaan guci ini untuk orang-orang yang hidup zaman dulu?
Ada beberapa teori yang menjelaskan guna dari baterai listrik ini, mulai dari memakai guci untuk melapisi benda perak dengan emas (dinamakan dengan proses elektroplating), hingga dengan hanya daerah penyimpanan biasa. Bahkan ada juga yang beropini bahwa guci baterai listrik ini dipakai sebagai alat penerangan. Namun, teori itu masih diragukan, alasannya yaitu kalau benar guci ini dipakai untuk daerah penyimpanan dan penerangan, seharusnya ditemukan lebih banyak lagi guci serupa. Kenyataannya, guci ini hanya ditemukan satu buah saja.
Artifak Roman Dodecahedron
Roman Dodecahedron yaitu sebuah artifak berongga dengan bentuk Dodecahedral, yaitu 12 sisi, dengan setiap sisinya berbentuk segilima. Artifak ini mempunyai rongga di dalamnya dan terlihat hingga luar. Kebanyakan artifak ini terbuat dari perunggu dan ada juga beberapa yang terbuat dari batu. Artifak Roman Dodecahedron pertama kali dilaporkan pada awal kurun ke-18 dan kemudian mulai ditemukan di aneka macam negara di Eropa yang tadinya merupakan bekas jajahan Kekaisaran Romawi. Negara-negara daerah ditemukannya Roman Dodecahedron ini yaitu Wales, Hungaria, Itali, Jerman, Perancis, Swiss, Inggris, Belgia, Luksemburg, Belanda, hingga Austria. Ukuran dari benda ini bervariasi, mulai dari 4 cm, hingga 11 cm.
Yang menjadi misteri dari artifak ini yaitu kegunaannya. Para ilmuwan dibentuk galau dengan keberadaan artifak ini, untuk apa benda ini dibuat. Beberapa pendapat menyatakan Roman Dodecahedron ini dipakai sebagai daerah lilin untuk penerangan, alasannya yaitu terdapat bekas lilin yang telah mencair dikala ditemukan. Pendapat lainnya menyampaikan benda ini sebagai dadu, alat menyiram tanaman kalau dihubungkan dengan pipa air, mainan anak anak, vas bunga dan instrumen astronomi. Ada juga yang beropini bahwa benda ini punya arti religius, mengingat benda ini banyak ditemukan di kuil. Sayangnya, tak ada yang tahu niscaya kegunaan dari artifak ini.
Itulah benda-benda kuno paling absurd dan penuh misteri. Tak ada yang tahu kegunaan dari benda-benda tersebut, kecuali pembuatnya, yang sayangnya juga merupakan misteri.
referensi
https://www.boombastis.com/codex-gigas/76464
duniafreak.blogspot.com/search?q=misteri-peta-piri-reis-dan-gambar-hewan
http://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/mekanisme-antikythera-komputer-tertua-di-dunia
duniafreak.blogspot.com/search?q=misteri-peta-piri-reis-dan-gambar-hewan
https://bamssatria22.wordpress.com/2013/08/31/roman-dodecahedron/
https://www.boombastis.com/penemuan-kuno-aneh/7067