Legenda Colossal Squid (Cumi-Cumi Kolosal)
Saturday, April 6, 2019
Edit
Colossal squid (Mesonychoteuthis hamiltoni), terkadang disebut sebagai cumi-cumi Antartika atau cumi-cumi cangkang raksasa, ialah binatang bahari yang dipercaya sebagai spesies cumi-cumi terbesar di dunia (terutama dalam hal massa).
Mesonychoteuthis hamiltoni, berasal dari bahasa Yunani, mesos (tengah), onycho (cakar, kuku), dan teuthis (cumi-cumi).
Diketahui sebagai satu-satunya anggota genus Mesonychoteuthis.
Berdasarkan beberapa spesimen, asumsi ukuran panjang maksimum ketika ini sekitar 12 hingga 14 meter dan beratnya mungkin mencapai 750 kg, menjadikannya sebagai invertebrata terbesar yang pernah diketahui.
Perbandingan ukuran cumi-cumi kolosal dengan manusia |
Tidak menyerupai cumi-cumi raksasa, yang lengan dan tentakelnya terdapat pengisap yang dilapisi gigi kecil, tungkai cumi-cumi kolosal dilengkapi dengan kait tajam.
Cumi-cumi kolosal dipercaya mempunyai mantel yang lebih panjang daripada cumi-cumi raksasa, namun tentakelnya lebih pendek.
Tubuhnya pun lebih besar, gagah, dan lebih besar dibandingkan dengan cumi-cumi raksasa.
Diyakini bahwa ukuran betina arif balig cukup akal jauh lebih besar daripada jantan dewasa, menyerupai yang umum ditemukan pada banyak spesies invertebrata.
Cumi-cumi ini juga merupakan salah satu pola dari fenomena gigantisme bahari dalam.
Paruh Mesonychoteuthis hamiltoni ialah yang terbesar dari cumi-cumi lain yang telah diketahui, dan lebih berpengaruh dari paruh cumi-cumi raksasa.
Mata cumi-cumi kolosal terdokumentasikan sebagai mata terbesar menurut kerajaan binatang (Animalia).
Spesimen mata sebagian lengkap berdiameter 27 cm dengan pupil berukuran 9 cm.
Mata cumi-cumi kolosal dalam kondisi hidup diperkirakan berukuran 30 hingga 40 cm.
Rentang cumi-cumi ini diketahui meluas ribuan kilometer ke utara Antartika, ke selatan Amerika Selatan, selatan Afrika selatan, dan ujung New Zealand (Selandia Baru), menjadikannya sebagai penghuni Samudra Selatan secara keseluruhan.
Sedikit sekali isu yang diketahui mengenai binatang ini, namun mereka diyakini memangsa menyerupai chaetognatha (cacing panah), ikan besar patagonian tootfish, dan cumi-cumi lain di bahari dalam memakai bioluminesensi.
Banyak paus sperma mempunyai bekas luka di punggung mereka, dan itu diyakini disebabkan oleh kait cumi-cumi kolosal.
Penampakan Awal
Pada 1802, lebih dari 50 tahun sebelum cumi-cumi raksasa secara resmi dikenali oleh dunia, seekor cumi-cumi sangat besar (bagian paling atas dari cumi-cumi kolosal) terlihat oleh navigator Prancis PĂ©ron.
Pada 1870, di pantai Selandia Baru, bangkai cumi-cumi berukuran besar terdampar di darat.
Mr. Meinertzhagen mengirim paruh cumi-cumi itu, dan disimpan ke pihak ketiga (tidak dikenal). Penduduk orisinil menyebut spesimen itu sebagai "Taniwha".
Pada 1871, penampakan serupa terjadi di Selandia Baru.
Pada 1876, seekor cumi-cumi besar terdampar di teluk Clifford, Cape Campbell, Selandia Baru.
Pada 23 Mei 1879, seekor cumi-cumi besar terdampar di teluk Lyall, Selandia Baru (dekat dengan lokasi penampakan tahun 1870).
Pada 1880, tiga cumi-cumi besar ditangkap oleh pemancing di Selandia Baru.
Pada 30 Juni 1886 dan awal Oktober 1887, dua ekor cumi-cumi besar ditemukan oleh nelayan.
Pada 9 Oktober 1924, (setahun sebelum cumi-cumi kolosal resmi ditemukan), seekor cumi-cumi besar terlihat di ujung selatan Pulau Selatan bersahabat Bluff, Selandia Baru.
Pada 1925, (penemuan pertama cumi-cumi kolosal oleh Robson), dua tentakel dari cumi-cumi itu ditemukan di perut ikan paus sperma.
Pada 1981, kapal pukat ikan Rusia di bahari Ross, lepas pantai Antartika, menangkap seekor cumi-cumi besar dengan panjang total 4 meter, yang lalu diidentifikasikan sebagai betina belum arif balig cukup akal dari Mesonychoteuthis hamiltoni.
Pada 2003, spesimen lengkap dari seekor betina yang belum sepenuhnya arif balig cukup akal ditemukan di bersahabat permukaan dengan total panjang antara 5,4 hingga 6 meter, dan panjang mantel 2,5 meter.
Meski mengalami kerusakan parah, beratnya sekitar 300 kg.
Spesimen itu diperiksa oleh andal cumi-cumi, Steve O'Shea dari Auckland University of Technology, Selandia Baru.
Steve O'Shea memperkirakan bahwa cumi-cumi kolosal arif balig cukup akal dengan berat hingga 500 kg mungkin hidup di perairan Antartika.
Spesimen tersebut mengatakan bahwa cumi-cumi kolosal sanggup tumbuh lebih besar dari 500 kg, mungkin hingga sebesar 750 kg.
Pada 2005, satu spesimen ditangkap di kedalaman 1,625 meter, ketika mengambil ikan tootfish dari tali panjang (rawai) di Georgia Selatan.
Meski tidak dibawa ke perahu, mantel cumi-cumi itu diperkirakan lebih dari 2,5 meter, dengan tentakel berukuran 2,3 meter, dan diduga mempunyai berat antara 150 kg dan 200 kg.
Spesimen terbesar yang pernah tercatat ditangkap pada 22 Februari 2007 oleh bahtera nelayan Selandia Baru di Antartika. Cumi-cumi itu dibawa kembali ke Selandia Baru untuk studi illmiah.
Pada awalnya, cumi-cumi itu diperkirakan berukuran panjang 4,5 meter dengan berat 450 kg, namun sebuah studi mengatakan bahwa berat bahwasanya ialah 495 kg, dengan total panjang 4,2 meter sebagai akhir dari tentakel yang menyusut sesudah kematian.
Nelayan kapal San Aspiring, milik Sanford Seafood Company, menangkap cumi-cumi itu di Laut Ross yang merupakan bahari terdalam di Samudra Selatan di Antartika.
Pada 2008, pencairan dan pembedahan spesimen tersebut berlangsung di Museum of New Zealand Te Papa Tongarewa, di bawah instruksi andal biologi senior, Chris Paulin dengan teknisi, Mark Fenwick, andal biologi kelautan dan toksikologi Belanda, Olaf Blaauw, dan andal biologi dari Auckland University of Technology, Steve O'Shea, Tsunemi Kubodera, dan Kat Bolstad.
Pemeriksaan spesimen menyatakan :
- Paruhnya jauh lebih kecil dari beberapa spesimen yang ditemukan dalam perut ikan paus sperma, mengatakan bahwa terdapat cumi-cumi kolosal lain yang jauh lebih besar daripada yang satu ini.
- Lebar matanya 27 cm dengan lensa mata 12 cm. Ini ialah mata terbesar dari binatang apapun yang telah diketahui (pengukuran ini menurut spesimen yang telah mati, ketika hidup, matanya mungkin berukuran 30 hingga 40 cm).
- Pemeriksaan memakai endoskopi mengatakan bahwa ovarium cumi-cumi itu berisi ribuan telur.
Museum of New Zealand Te Papa Tongarewa mulai memamerkan spesimen ini pada festival yang dibuka tanggal 13 Desember 2008, dan masih berjalan hingga ketika ini.
Pada Agustus 2014, Te Papa mendapatkan cumi-cumi kedua yang ditangkap pada awal tahun 2014. Spesimen betina itu mempunyai panjang 3,5 meter dan berat sekitar 350 kg.
Cumi-cumi kolosal ialah salah satu makhluk hidup paling mengasingkan diri di dunia, dengan hanya 24 penampakan saja semenjak pertama kali ditemukan.
(Sumber : Wikipedia, cryptidz.wikia)