Legenda Roc - Dunia Freak -->

Legenda Roc


Roc yaitu burung pemangsa legendaris berukuran sangat besar dalam mitologi Timur Tengah.

Kata "roc" berasal dari bahasa Arab ruḵḵ dan dari bahasa Persia ruḵ.

Roc digambarkan sebagai burung pemangsa berwujud elang raksasa yang sanggup membawa gajah dewasa.
"Seekor burung dengan ukuran sangat besar, tubuh besar dan sayap lebar, terbang di udara, dan burung inilah yang menyembunyikan tubuh matahari dan menutupinya dari sengatan matahari."
Dalam mitologi kuno, Roc atau Rukh yaitu burung pemangsa besar yang dilaporkan cukup besar untuk membawa dan memakan gajah dewasa.


Dilaporkan sebagai burung berwarna putih, dengan sayap sepanjang 48 kaki (14 meter) lengkap dan bulu setinggi daun lontar.

Telurnya dikatakan berukuran lebih dari 150 kaki (dalam lingkaran), dan berdasarkan Tradisi Arab, makhluk itu tidak pernah mendarat di bumi, dan hanya akan mendarat di gunung Qaf, yang merupakan sentra dunia.


Roc muncul dalam geografi Arab dan sejarah alam, yang dipopulerkan dalam dongeng Arab dan kisah rakyat para pelaut.


Ibn Battuta menceritakan kisah ihwal sebuah gunung yang melayang di udara di atas maritim Cina, yang merupakan sosok Roc.

Koleksi kisah terkenal One Thousand and One Nights, termasuk kisah Abd al-Rahman dan Sinbad the Sailor, keduanya mencangkup kisah ihwal Roc.

Menurut Rudolph Wittkower, gagasan ihwal Roc berasal dari kisah pertarungan antara burung Garuda India dan ular Nāga yang jahat.

Peristiwa Garuda membawa seekor gajah yang sedang bertempur dengan seekor buaya muncul dalam Mahabharata (I.1353) dan Ramayana (III.39).

Rabbi Benjamin dari Tudela melaporkan sebuah kisah yang mengingatkannya pada Roc, di mana pelaut yang terdampar melarikan diri dari sebuah pulau terpencil dengan cara membungkus diri mereka memakai kulit lembu, dan membiarkan griffin membawa mereka keluar, seolah-lah mereka yaitu binatang ternak.

Pada kala ke-13, Marco Polo (seperti dikutip David Attenborough (1961:31)) menyatakan bahwa :
Sosok itu untuk seluruh dunia mirip elang, namun satu yang niscaya yaitu ukurannya sangat besar, begitu pula fakta bahwa bulunya berukuran dua belas dalam ukuran langkah panjang dan tebal dalam bentuknya. Dan sangat berpengaruh bahwa ia akan menangkap gajah memakai cakarnya dan membawanya tinggi ke udara dan menjatuhkannya sehingga ia hancur berkeping-keping. Dengan begitu, burung itu akan menukik ke arahnya dan memakannya dalam waktu luang.
Polo mengklaim bahwa Roc terbang ke Madagaskar dari wilayah selatan, dan bahwa Khan Agung mengirim utusannya ke pulau, yang lalu kembali dengan bulu (mungkin daun pohon palem Raffia).

Dia secara eksplisit membedakan burung tersebut dengan seekor griffin (makhluk dongeng kepala dan sayap elang namun berbadan singa).

Dalam The Arabian Nights, Roc muncul di sebuah pulau tropis ketika pelayaran kedua Sinbad. Sinbad lalu terdampar di sarang Roc di atas sebuah gunung, di mana ia menemukan telur sebesar 148 telur ayam.

Ketika burung bakir balig cukup akal itu kembali ke sarangnya, Sinbad meninggalkan kawasan tersebut dengan mengencangkan dirinya ke kaki Roc memakai sorban miliknya, tanpa diperhatikan oleh burung tersebut.

Dia lalu terbang dengan begitu tinggi sehingga ia tidak sanggup melihat bumi. Pada hasilnya ia bisa melarikan diri ketika Roc terbang di akrab pulau lain.


Dalam kisah lain yang melibatkan Sinbad, dan di salah satu kisah Abd al-Rahman, Roc menghancurkan kapal dengan menjatuhkan batu-batu besar ke atasnya.


Karena kisah Polo, yang lain mengidentifikasikan pulau tersebut sebagai Madagaskar, yang menjadi lokasi kisah ihwal burung raksasa lainnya.

Dalam kisah Marco Polo, Roc mempunyai sayap selebar 16 yard (14 meter) dan bulu sepanjang 8 meter, bulunya sama besar dengan daun palem.

Ada laporan penampakan burung gajah setidaknya dalam ingatan kisah rayat mirip Étienne de Flacourt (tahun 1658).

Telurnya, hidup atau belum sepenuhnya memfosil, diketahui pada awal tahun 1420, ketika pelaut menemukan telur Roc.

Menurut sebuah teks pada tahun 1456 Fra Mauro map of the world, menyampaikan bahwa "Roc membawa pergi seekor gajah atau binatang besar lainnya".

Antara tahun 1830 dan 1840, penjelajah Eropa di Madagaskar melihat telur dan cangkang raksasa.


Pengamat bahasa Inggris lebih bersedia mempercayai kisah mereka alasannya yaitu mereka tahu ihwal moa di Selandia Baru.

Pada 1851, French Academy of Sciences mendapatkan tiga butir telur. Mereka lalu mengonfirmasi ke Eropa (abad ke-19) bahwa aepyornis yaitu Roc, namun burung itu tidak ibarat seekor elang sebagaimana citra Roc (yang ibarat seekor elang).

Pada kala ke-19, beberapa rasionalisasi ilmiah diperkenalkan untuk asal permintaan burung Roc dengan mengira bahwa asal-usul mitos Roc mungkin terletak pada citra kekuatan elang yang sering disaksikan sanggup membawa seekor anak domba yang gres lahir.

Pada tahun 1863, Bianconi menyarankan bahwa Roc yaitu seekor raptor, atau burung pemangsa (Hawkins and Goodman, 2003: 1031).

Baru-baru ini, subfosil elang raksasa, malagasy crowned eagle, yang diidentifikasi dari Madagaskar bekerjsama telah disangkutkan sebagai predator puncak di pulau tersebut, yang merupakan megafauna termasuk bersama lemur raksasa dan pygmy hippopotamuses.


Kemungkinan lain mengenai asal-usul mitos Roc berasal dari telur burung malagasy lain yang telah punah, yaitu aepyornis elephant bird, yang mempunyai tinggi tiga meter, namun tidak sanggup terbang. Burung tersebut diburu sampai punah pada kala ke-16.

Burung Aepyornis atau burung gajah

Ukuran telur raksasa burung aepyornis

Meski berukuran sangat besar, burung ini tidak bisa terbang.

Perbandingan ukuran antara burung gajah, burung unta, insan dan ayam

Teori lainnya menyampaikan bahwa keberadaan Roc diduga berasal dari penglihatan orang terhadap burung unta Afrika. Karena tidak bisa terbang dan penampilannya tidak biasa, yang lalu menjadi keliru dan dianggap sebagai anak dari spesies burung yang berukuran jauh lebih besar.


Di sisi lain, pelancong Eropa Utara Abad Pertengahan atau musafir India, jikalau dihadapkan pada kisah ihwal burung unta, mungkin saja mereka tidak mengenali burung tersebut.

Dalam buku tahun 1178 Lingwai Daida, Chou Ch'ű-fei (周去非, Zhōu Qùfēi), menceritakan sebuah pulau besar di lepas pantai Afrika dengan burung-burung yang cukup besar untuk memakai bulu mereka sebagai penampungan air.

Beberapa ilmuwan baru-baru ini telah membandingkan Roc dengan Haast's eagle dari Selandia Baru, yang sanggup tumbuh sampai sepanjang 1,4 meter dengan lebar sayap mencapai 3 meter.


Elang haast punah sekitar kala ke-15, namun burung itu juga mungkin mengilhami legenda Maori of Te Hokioi atau Te Hakawai (burung mitologis Selandia Baru).

(Sumber : Wikipedia, cryptidz.wikia)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

loading...

Iklan Bawah Artikel