Legenda Ular Laut
Wednesday, April 3, 2019
Edit
Ular bahari (sea serpent) atau naga bahari (sea dragon) ialah jenis naga yang digambarkan dalam banyak sekali mitologi, terutama mitologi Yunani (Cetus, Echidna, Hydra, Scylla), Mesopotamian (Tiamat), Ibrani (Leviathan), and mitologi Nordik (Jörmungandr).
Pada zaman dahulu dan dalam Alkitab, naga digambarkan sebagai monster ibarat ular besar, yang berarti bahwa penggambaran naga bernafas api dengan dua atau empat kaki dan naga bersayap muncul pada final Abad Pertengahan.
Sebagian besar dongeng menyampaikan bahwa naga-naga itu hidup di laut. Mitos Babilonia perihal Tiamat, mitos Hydra, Scylla, Cetus dan Echidna di mitologi Yunani dan bahkan mungkin Leviathan, mengonfirmasi hal tersebut.
Tiamat (monster atau dewi dalam mitologi Babilonia dan Sumeria) |
Hydra (monter berbentuk ular atau naga berkepala sembilan) |
Scylla (monster bahari dengan beberapa kepala anjing buas) |
Cetus (ikan dan ular bermoncong panjang atau makhluk mirip paus) |
Echidna (monster setengah perempuan setengah ular yang tinggal sendiri di gua) |
Destruction of Leviathan 1865 oleh Gustave Doré |
Di mitologi Norse (Nordik), Jörmungandr atau "Midgarðsormr" ialah ular bahari yang begitu panjang sehingga ular itu melingkari seluruh dunia Midgard.
Jörmungandr |
Beberapa dongeng melaporkan pelaut yang mengira bahwa punggungnya ialah rantai sebuah kepulauan.
Ular bahari juga sering muncul di dongeng rakyat Skandinavia belakangan ini, terutama di Norwegia.
Pada 1028 M, Saint Olaf dikatakan telah membunuh seekor ulat bahari di Valldal, Norwegia, dan melemparkan tubuhnya ke gunung Syltefjellet. Tanda atau bekas pada gunung tersebut dikaitkan dengan legenda ular bahari tersebut.
Di ecclesiastic Swedia dan Carta marina oleh Olaus Magnus, terdapat banyak monster bahari dengan bermacam-macam bentuk, termasuk munculnya ular bahari yang sangat besar.
Pada karyanya tahun 1555 History of the Northern Peoples, Magnus memperlihatkan deskripsi perihal ular bahari Norwegia sebagai berikut :
"Mereka yang berlayar di sepanjang Norwegia untuk berdagang dan memancing, semuanya menceritakan kisah luar biasa perihal bagaimana seekor ular dengan ukuran menakutkan, sepanjang 200 kaki (60 meter) dan selebar 20 kaki (6 meter), menghuni celah dan gua di luar Bergen. Pada malam isu terkini panas yang cerah, ular ini meninggalkan gua untuk memangsa anak sapi, domba dan babi, atau keluar ke bahari dan memakan ubur-ubur, kepiting dan biatang bahari yang serupa. (Ular) ini mempunyai rambut panjang berukuran satu hasta yang menggantung di lehernya, mempunyai sisik hitam mengkilap dan mata merah menyala. Ia menyerang kapal, menangkap dan menelan orang, ketika ia mengangkat dirinya sendiri mirip tiang dari air."
Great Norwegian Sea-Serpent in the Sea of Darkness oleh Olaus Magnus (History of the Northern Peoples) |
Kasus terkenal
Sebuah laporan saksi mata yang terang ditemukan dalam Historia Animalium karya Aristotle. Strabo menciptakan tumpuan pada laporan saksi mata dari makhluk bahari mati yang terlihat oleh Poseidonius di pantai utara Levant sekitar antara tahun 130 dan 51 SM.
Dia melaporkan sebagai berikut :
"Seperti untuk daratan, yang pertama, di mulai di laut, disebut Macras, atau Macra-Plain. Di sini, mirip yang dilaporkan oleh Poseidonius, terlihat naga yang jatuh, bangkainya yang [100 kaki / 30 meter] panjangnya, dan begitu besar sehingga penunggang kuda yang bangun di kedua sisinya tidak sanggup melihat satu sama lain dan rahangnya cukup besar untuk memuat seorang laki-laki berkuda, dan setiap lempeng sisik panjangnya melebihi perisai persegi panjang. (Geography, book 16, chapter two, paragraph 17)."
Hans Egede, misionaris Lutheran Dano-Norwegia dari Greenland, memberi deskripsi perihal ular bahari pada periode ke-18.
"Great Sea Serpent" berdasarkan Hans Egede |
Pada 6 Juli 1734, kapalnya berlayar melewati pantai Greenland ketika tiba-tiba mereka yang berada di atas kapal :
"Melihat makhluk yang paling mengerikan, tak ibarat apa pun yang pernah mereka lihat sebelumnya. Monster itu mengangkat kepalanya begitu tinggi sehingga sepertinya lebih tinggi dari crow's nest (menara pengintai) di tiang kapal. Kepalanya kecil dan tubuhnya pendek dan berkeriput. Makhluk yang tidak diketahui itu memakai sirip raksasa untuk mendorong tubuhnya melalui air. Kemudian para pelaut melihat ekornya juga. Monster itu lebih panjang daripada kapal kami," tulis Egede. (Mareš, 1997).
Ular bahari yang dilaporkan oleh Hans Egede, Bishop of Greenland, pada 1734 |
Beberapa gambar lain yang bekerjasama dengan ular bahari (sea serpent) :
Ular bahari Amerika pertama yang dilaprkan dari from Cape Ann, Massachusetts, pada tahun 1639 (Gloucester sea serpent) |
Maned sea serpent dari Bishop Erik Pontoppidan 1755 Natural History of Norway |
Pada 6 Agustus 1848, Kapten McQuhae di Daedalus dan krunya melihat ular besar (The Daedalus sea serpent of 1848) |
Oarfish sepanjang 4,8 meter yang terdampat di pantai Bermuda pada tahun 1860 awalnya digambarkan sebagai ular laut |
(Sumber : Sea serpent)