Anak Kediri Sang Penemu Jaringan 4G Yang Mendunia
Tuesday, July 9, 2019
Edit
Sering kali kita mendengar istilah " istilah jaringan dalam dunia komunikasi sampaumur ini. Antara lain AMPS, GPRS, EDGE, 2.5G, 3G, 3.5G dan yang terbaru yaitu 4G yang diklaim menjadi jaringan dengan transmisi data tercepat untuk dikala ini. Prof. Dr. Khoirul Anwar merupakan seorang ilmuwan top di Jepang yang berasal dari Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur dimana telah memegang dua hak paten penting di bidang telekomunikasi. Khoirul yaitu lulusan Jurusan Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan cumlaude di tahun 2000. Meraih gelar master dan doktor dari Nara Institute Science and Technology ( NAIST ) pada tahun 2005 dan 2008. Beliau juga peserta IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) tahun 2006, di California. Prof. Dr. Khoirul Anwar Adalah penemu dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).
Profesor kelahiran Kediri tahun 1978 itu menemukan metode komunikasi yang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit dalam keterbatasan. Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan "ide nyeleneh" mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja "Sistem ini bisa menurunkan energi hingga 5dB atau 100 ribu kali lebih kecil dari yang diharapkan sebelumnya," katanya dan jadinya kecepatan data yang dikirim meningkat.
Ternyata inovasi jago anak dari almarhum Sudjianto dan Siti Patmi ini terinspirasi dari film animasi untuk anak-anak. Dragon Ball, sebuah film anime Jepang yang kerap ia tonton jadi sumber inspirasinya. "Ketika Goku (tokoh utama Dragon Ball) akan melayangkan Spirit Ball yang merupakan jurus terdahsyatnya, Goku akan menyerap semua energi makhluk hidup di alam sehingga menghasilkan energi yang luar biasa," katanya.
Konsep itu, lanjut Khoirul, diturunkan formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian. Jurus Spirit Ball dianalogikan sebagai turbo equalizer yang bisa mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data jawaban interferensi gelombang. "Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Awalnya hal itu dianggap tak mungkin di dunia telekomunikasi," katanya.
Lebih lanjut Khoirul menyampaikan bahwa guard interval merupakan sesuatu yang tidak mempunyai kegunaan di perangkat penerima. "Selain hanya untuk pembatas, mengirimkan power untuk sesuatu yang tidak mempunyai kegunaan yaitu sia-sia," imbuh suami dari Sri Yayu Indriyani. Metode ala jurus Dragon Ball ini bisa dibilang bisa memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi temuan ini bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM, CDMA, dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah. Menurut Khoirul, dalam penerapannya metode ini bisa menjawab problem telekomunikasi di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit maupun di pegunungan. "Sebab di tempat itu biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang," katanya.
Temuan lulusan Teknik Elektro ITB yang telah dipatenkan itu sekarang dipakai oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi Cina, Huawei Technology. Dengan digunakannya teknologi ini oleh industri, Khoirul berhak mendapat royalti. Dan sebagai penghargaan terhadap orang tuanya, royalti pertamanya ia berikan kepada sang ibu di Kediri. "Karena ibu yang berjuang sendirian menyekolahkan saya," katanya.
Asisten Professor di JAIST (Japan Advanced Institute of Science and Technology ) ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khorul Anwar menyimpan impian untuk kembali ke Indonesia jikalau telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.
Luar biasa bukan dongeng anak bangsa indonesia yang mempunyai prestasi cemerlang dimata dunia, ternyata bangsa Indonesia tak hanya sebagai bangsa pengguna namun sanggup menjadi bangsa penemu dan sebagai pengubah serta memperlihatkan gebrakan gres kepada dunia . Nah, sekarang giliran kita sebagai cowok bangsa, sebagai penerus bangsa untuk tidak hanya sebagai penonton namun turut andil dalam memperlihatkan perubahan kepada dunia. Bukanlah hal yang tidak mungkin bagi kita untuk mengikuti jejak mereka alasannya ada istilah menyampaikan " You can if you think you can" ( Engkau Pasti Bisa Jika Engkau Berfikir Bisa ). Kaprikornus Ayoooo tunjukan semangatmu untuk memperlihatkan perubahan kepada dunia.
Profesor kelahiran Kediri tahun 1978 itu menemukan metode komunikasi yang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit dalam keterbatasan. Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan "ide nyeleneh" mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja "Sistem ini bisa menurunkan energi hingga 5dB atau 100 ribu kali lebih kecil dari yang diharapkan sebelumnya," katanya dan jadinya kecepatan data yang dikirim meningkat.
Ternyata inovasi jago anak dari almarhum Sudjianto dan Siti Patmi ini terinspirasi dari film animasi untuk anak-anak. Dragon Ball, sebuah film anime Jepang yang kerap ia tonton jadi sumber inspirasinya. "Ketika Goku (tokoh utama Dragon Ball) akan melayangkan Spirit Ball yang merupakan jurus terdahsyatnya, Goku akan menyerap semua energi makhluk hidup di alam sehingga menghasilkan energi yang luar biasa," katanya.
Konsep itu, lanjut Khoirul, diturunkan formula matematikanya untuk diterapkan pada penelitian. Jurus Spirit Ball dianalogikan sebagai turbo equalizer yang bisa mengumpulkan seluruh energi dari blok transmisi yang ter-delay, maupun blok transmisi terdahulu, untuk melenyapkan distorsi data jawaban interferensi gelombang. "Kini sebuah sinyal yang dikirimkan secara nirkabel, tak perlu lagi diperisai oleh guard interval untuk menjaganya kebal terhadap delay, pantulan, dan interferensi. Awalnya hal itu dianggap tak mungkin di dunia telekomunikasi," katanya.
Lebih lanjut Khoirul menyampaikan bahwa guard interval merupakan sesuatu yang tidak mempunyai kegunaan di perangkat penerima. "Selain hanya untuk pembatas, mengirimkan power untuk sesuatu yang tidak mempunyai kegunaan yaitu sia-sia," imbuh suami dari Sri Yayu Indriyani. Metode ala jurus Dragon Ball ini bisa dibilang bisa memecahkan problem transmisi nirkabel. Apalagi temuan ini bisa diterapkan pada hampir semua sistem telekomunikasi, termasuk GSM, CDMA, dan cocok untuk diterapkan pada sistem 4G yang membutuhkan kinerja tinggi dengan tingkat kompleksitas rendah. Menurut Khoirul, dalam penerapannya metode ini bisa menjawab problem telekomunikasi di kota besar yang punya banyak gedung pencakar langit maupun di pegunungan. "Sebab di tempat itu biasanya gelombang yang ditransmisikan mengalami pantulan dan delay lebih panjang," katanya.
Temuan lulusan Teknik Elektro ITB yang telah dipatenkan itu sekarang dipakai oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang. Bahkan teknologi ini juga tengah dijajaki oleh raksasa telekomunikasi Cina, Huawei Technology. Dengan digunakannya teknologi ini oleh industri, Khoirul berhak mendapat royalti. Dan sebagai penghargaan terhadap orang tuanya, royalti pertamanya ia berikan kepada sang ibu di Kediri. "Karena ibu yang berjuang sendirian menyekolahkan saya," katanya.
Asisten Professor di JAIST (Japan Advanced Institute of Science and Technology ) ini masih terus mengasah kemampuannya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, Khorul Anwar menyimpan impian untuk kembali ke Indonesia jikalau telah menjadi salah satu tokoh terkemuka di bidang telekomunikasi.
Luar biasa bukan dongeng anak bangsa indonesia yang mempunyai prestasi cemerlang dimata dunia, ternyata bangsa Indonesia tak hanya sebagai bangsa pengguna namun sanggup menjadi bangsa penemu dan sebagai pengubah serta memperlihatkan gebrakan gres kepada dunia . Nah, sekarang giliran kita sebagai cowok bangsa, sebagai penerus bangsa untuk tidak hanya sebagai penonton namun turut andil dalam memperlihatkan perubahan kepada dunia. Bukanlah hal yang tidak mungkin bagi kita untuk mengikuti jejak mereka alasannya ada istilah menyampaikan " You can if you think you can" ( Engkau Pasti Bisa Jika Engkau Berfikir Bisa ). Kaprikornus Ayoooo tunjukan semangatmu untuk memperlihatkan perubahan kepada dunia.