The Ark Of The Covenant
Thursday, July 4, 2019
Edit
Artikel ini yaitu perihal benda yang paling ditakuti pada masa Perjanjian Lama. Setidaknya begitulah gambarannya. keberadaanya dulu begitu kuat dan sangat kuat terhadap bangsa Israel sejak kejadian exodus keluar dari Tanah Mesir.
Namun, benda itu kini telah hilang ditelan masa, lenyap dari sejarah, dan tak ada yang tahu dimana letaknya sekarang. Postinganku kali ini akan mencoba mengisahkan sejarah dari benda tersebut.
Dimulai dari Yerusalem, Kota yang mungkin terlalu suci bagi banyak orang. Di tengahnya terletak sebuah bukit berjulukan Gunung Moria, yang kini menjadi situs Dome of the Rock / Qubbah As-Sakhrah yang luar biasa. Selain Dome of the Rock, dikompleks tersebut (Al-Haram ash-Sharif) terdapat Masjidil Aqsha. Dari sini, Muhammad s.a.w dinaikan ke langit (Sidratul Muntaha) dalam kejadian Mi’raj. Jauh Sebelum itu, Yesus/Isa a.s menyembuhkan orang buta dan sakit di sini, sehingga kaum Kristiani juga menyebutnya tanah suci. 1000 tahun sebelumnya, King Salomo/Sulaiman a.s membangun bait aslinya di gunung ini untuk menyimpan benda misterius yang disebut the Ark of the Covenant / Tabut perjanjian.
Di masa itu, daerah ini yaitu sentra dari agama Yahudi. Bagaimana tabut itu hingga disini dan bagaimana bisa lenyap dari sini? itulah teka-teki yang mengundang obsesi. Apa yang terjadi pada benda terpenting di perjanjian usang ini sehingga bisa lenyap begitu saja?
Kisah Tabut itu berawal lebih dari 3000 tahun yang lalu. Seseorang memimpin 2 juta orang ke Gurun Sinai. Ia butuh campur tangan Ilahi dalam skala yang luar biasa dan ia akan mendapatkannya. Orang itu yaitu Moses/Musa a.s yang memimpin kaumnya keluar dari perbudakan di Mesir. Tiga bulan mengembara setelah mukjizat terbelahnya maritim merah, Ia membawa orang Israel ke Gunung Sinai. Tuhan akan melimpahkan hadiah yang belum pernah ada bagi umat manusia. Dari ratusan aturan yang ada di dalam Perjanjian Lama semuanya seolah diturunkan dari suatu tempat. Tapi tidak dengan 10 aturan besar yang dibawa Musa turun dari Gunung Sinai ini. Ada sepuluh perintah Allah yang diturunkan kepada Musa di Gunung Sinai, dan perintah-perintah itu tertulis pada dua loh batu. Musa juga menciptakan tempat/wadah yang digunakan untuk menyimpan sepuluh perintah Allah yang disampaikan kepadanya di Gunung Sinai ,yaitu apa yang kita sebut sebagai Tabut Perjanjian. Tabut itu dibentuk sangat spesifik, berwujud peti kayu dengan panjang 1,2 meter, lebar 61 cm, dan tinggi 61 cm. Terbuat dari kayu keras yang disebut akasia, belahan luar dan dalamnya disepuh dengan emas murni. Di sudut-sudut tabut harus ada 4 cincin emas, dimana kayu pengusung yang juga disepuh dengan emas sanggup dimasukkan untuk membawa Tabut tersebut. Tutupnya yang juga disebut sebagai “tumpuan kaki tuhan” harus juga terbuat dari emas murni, dimana Patung Mailakat bersayap emas (kerubim) juga diletakkan di ujung-ujung atasnya dan saling berhadapan.
Tabut itu berfungsi sebagai sambungan eksklusif bagi Musa pada Tuhan. Akan muncul awan cerah diatas tutup emas di antara kerubim itu ketika Tuhan ingin memberikan sesuatu pada hamba-Nya. Tuhan memerintahkan hanya pendeta dari suku Lewi yang bisa membawanya. Berat tabut itu mungkin beberapa ratus pon, tapi berdasarkan legenda ia bisa terangkat sendiri walaupun tidak ada seorangpun yang mengangkatnya.
Tidak ada seorangpun, bahkan pendeta Lewi yang boleh menatapnya. Jadi, mereka selalu menutupinya dengan kain biru dan kulit binatang. Sejak awal, tabut itu sudah menampakkan sisi berbahaya. Beberapa hari kemudian, dua keponakan Musa mencoba menawarkan persembahan kepada Tabut itu dan keduanya eksklusif mati terbakar. Menurut legenda, kerubim itu memercik tanpa henti, menghanguskan orang dan benda yang menyentuhnya. Tabut itu mendampingi Kaum Israel 40 tahun lama-nya selama mereka mengembara dan berperang. Bersama tabut itu, orang Israel bisa menaklukkan tanah yang dijanjikan. Benda ini mengandung kekuatan dan kepentingan yang tak terbayangkan. Menurut dongeng dalam Bibel Yahudi, tabut itu dibawa di depan pasukan dalam setiap pertempuran, tiap pertempuran selama penaklukkan orang Israel akan tanah Kanaan. Ia terus menerus dibawa dalam perang biar musuh sanggup terkalahkan dan Tabut itu akan selalu berada di garis depan. Ada catatan luar biasa bahwa tabut itu terangkat dari tanah dan terbang menuju kearah musuh sambil mengeluarkan suara-suara erangan.
Satu orang malang berjulukan Uza, hanya berniat menstabilkan Tabut tersebut ketika tampak goyah sewaktu diangkat oleh para pendeta Lewi, dan ia eksklusif mati terbakar. sesudahnya, Musa memerintahkan biar dibuatkan kemah/tenda untuk meletakkan Tabut itu. Bukan untuk melindunginya dari orang, tapi justru sebaliknya.
Kemenangan militer pertama dan paling populer dari tabut itu yaitu runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho. Pendeta Lewi yang bertugas membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota bertembok itu sekali sehari selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka berkeliling 7 kali dan menyuruh meniup sengkala. Seketika itu juga tembok kota itu pun runtuh.
Kemenangan militer pertama dan paling populer dari tabut itu yaitu runtuhnya tembok kota Yerikho/Jericho. Pendeta Lewi yang bertugas membawa Tabut, mengangkutnya mengitari kota bertembok itu sekali sehari selama 6 hari. Di hari ke-7, mereka berkeliling 7 kali dan menyuruh meniup sengkala. Seketika itu juga tembok kota itu pun runtuh.
300 tahun kemudian, Tabut itu meninggalkan orang Israel dan dampaknya sangat jelek bagi mereka. Saat pendeta tinggi mengabaikan kewajiban kurban mereka , Tabut itu tak melindungi mereka dalam perang melawan orang Filistin. 30 ribu orang tewas dan orang Filistin mengambil tabut itu. Namun, tujuh bulan kemudian orang Filistin mengembalikannya. Wabah borok dan tikus merebak akhir Tabut itu.
Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang Israel bisa mengalahkan orang Filistin, kemudian memenangkan pertahanan terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya. Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota tersebut.
Akhirnya, di bawah King David ( Daud a.s ), orang Israel bisa mengalahkan orang Filistin, kemudian memenangkan pertahanan terakhir dari pihak lawan. Kemudian, Kota Yerusalem yang dijadikan ibukota. Tuhan menyuruh Daud mendirikan Bait Suci untuk menempatkan tabut tersebut, tapi puteranya Salomo/Sulaiman a.s yang mebangunnya. Karena kasus itu, Gunung Moria menjadi “titik tertinggi” di dalam kota tersebut.
Visi Salomo untuk Bait itu tak menyerupai yang pernah dilihat orang. Hanya kayu cedar dan kerikil terbaik yang digunakan untuk membuatnya, dan titik tertingginya menjulang hingga 20 lantai. Salomo berhutang besar untuk membangunnya, balasannya ia harus menawarkan 20 desa terdepan untuk kerajaan tetangga. Setelah menyelidiki masih berisi dua buah kerikil sepuluh perintah Allah yang tersimpan didalam Tabut, Salomo kemudian menempatkannya di tengah-tengah Bait Suci Mahakudus. Hanya pendeta tinggi saja yang bisa mendekati dan memasuki ruang penyimpanan tersebut, itupun mereka harus masuk dengan memakai pakaian khusus sambil mengkremasi dupa.
Lalu, bagaimana benda penting yang berisi kehadiran Allah bisa lenyap begitu saja? Sekarang, di manakah tabut itu berada? itulah teka-teki terbesarnya .
Banyak orang masih mencari tabut tersebut hingga ketika ini, dan itu dimulai dari Bait Suci yang dibangun Salomo sebagai daerah untuk menyimpan Tabut. Tapi kini, tak ada satupun artifak atau kerikil yang memperlihatkan di mana tepatnya tabut itu berdiri di Bukit Bait Suci Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal, mungkin kini merupakan situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini yaitu merupakan sisa-sisa Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad setelah tabut itu lenyap. Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya penghuni Bukit Bait Suci Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait Suci Yahudi ke-3 akan didirikan di daerah tersebut. Inilah salah satu faktor yang menjadikan perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan Palestina hingga sekarang.
Banyak orang masih mencari tabut tersebut hingga ketika ini, dan itu dimulai dari Bait Suci yang dibangun Salomo sebagai daerah untuk menyimpan Tabut. Tapi kini, tak ada satupun artifak atau kerikil yang memperlihatkan di mana tepatnya tabut itu berdiri di Bukit Bait Suci Yerusalem. Tembok ratapan yang terkenal, mungkin kini merupakan situs suci Yahudi yang berharga. Tembok ini yaitu merupakan sisa-sisa Bait Suci kedua yang dibangun berabad-abad setelah tabut itu lenyap. Sebagian penyembah di sini menunggu saatnya penghuni Bukit Bait Suci Dome of the Rock milik Islam hancur. Dan Bait Suci Yahudi ke-3 akan didirikan di daerah tersebut. Inilah salah satu faktor yang menjadikan perselisihan hebat tanpa henti antara Israel dan Palestina hingga sekarang.
Menurut Perjanijian Lama, Tabut itu ditempatkan disana sekitar 955 SM. Tapi, sekitar tahun 620 SM referensi perihal artifak terpenting dalam agama Yahudi ini berhenti. Lenyap begitu saja dari sejarah. Hanya satu hal saja yang jelas, krisis sebesar bencara internal maupun eksternal yang bisa mengeluarkan Tabut itu dari Bait Suci. Krisis pertama yang sesuai dengan hal ini yaitu serangan Fir’aun Mesir berjulukan Shishak, beberapa puluh tahun setelah Bait itu dibangun. Sekenario Shishak inilah yang mengilhami petualangan Indiana Jones di Mesir dalam film Indiana Jones : Raiders of the Lost Ark.
Sumber-sumber Mesir menegaskan bahwa Fir’aun berjulukan Sheshonq yang menyerang Israel sekitar tahun 1000 SM, dan membawa banyak harta ke Tanis. Tentu saja hero kita, Indiana Jones menemukan tabut itu di sana sambil dikejar-kejar oleh tentara NAZI. Tapi sayang bagi para penggemar Stephen Spielberg, agaknya terang Sheshonq tak pernah menguasai kota Yerusalem. Karena Ia hanya cukup puas dikirimi setumpuk harta dan upeti biar tidak menyerang Yerusalem. Apakah yang disebut sebagai harta dan upeti itu yaitu tabut perjanjian? berapa besar kemungkinannya?
Jawabannya sederhana saja, yaitu tidak. Mustahil mereka sukarela menyerahkan benda tersucinya. Lebih jauh lagi, referensi bahwa tabut itu masih berada di Bait Suci waktu Paskah Yahudi di masa pemerintahan Hosea sekitar tahun 620 SM. Tapi 30 tahun kemudian, tahun 587 SM, muncul krisis yang berdasarkan banyak cendekiawan menjelaskan hilangnya tabut tersebut. Kota dan Bait Sucinya diduduki dan dijarah orang Babilonia dipimpin oleh raja populer Nebukadnezar. Nampaknya tabut itu dibawa oleh para tentara Babilonia. Tapi tunggu dulu, orang Babilonia yaitu birokrat dan pencatat yang sangat hebat dan mereka mencatat terperinci segala hal yang diambil dari Bait Suci. Satu benda yang terang tak tercatat yaitu Tabut Perjanjian, benda utama di Bait Suci. Orang Babilonia tak mencatatkannya diantara barang-barang jarahan sebab benda itu sudah tidak ada disana. Jadi, dimanakah tabut itu?
Mungkin tak ada seorangpun yang mengetahui dimana ketika ini benda itu berada. Namun, ada cita-cita kritis bagi semua yang percaya bahwa Tabut itu masih ada di dunia dan belum hancur. Mungkin ada seseorang yang cukup cerdik menyelundupakan tabut itu keluar dari Bait sebelum ancaman menjadi krisis.
Mungkin tak ada seorangpun yang mengetahui dimana ketika ini benda itu berada. Namun, ada cita-cita kritis bagi semua yang percaya bahwa Tabut itu masih ada di dunia dan belum hancur. Mungkin ada seseorang yang cukup cerdik menyelundupakan tabut itu keluar dari Bait sebelum ancaman menjadi krisis.
sumber:http://misteridunia.wordpress.com/