Kemampuan Khusus Binatang Yang Tidak Dimiliki Manusia
Wednesday, March 27, 2019
Edit
Hewan biasanya mempunyai keunggulan tertentu kalau dibandingkan insan pada salah satu panca indera, misal dalam pendengaran, penglihatan, ataupun mengendus (Membaui). Karena hal inilah, insan selama beradab - abad telah mencoba untuk mempelajari kemampuan “khusus” binatang untuk sanggup memanfaatkannya bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh, kita belum sanggup mengerti bagaimana para binatang liar bisa memprediksi gempa beberapa hari bahkan beberapa ahad sebelum gempa itu terjadi. Para ilmuwan berharap sanggup mendapatkan lebih banyak informasi dan belakang layar dibalik kemampuan binatang – binatang ini dengan memantau setiap sikap dari binatang – binatang tersebut. Dan hingga dikala ini, gempa bumi masih menjadi salah satu fenomena alam yang paling sulit dideteksi dengan baik oleh manusia. Berikut yaitu Kemampuan Khusus Hewan Yang Tidak Dimiliki Manusia versi duniafreak.blogspot.com
Lumba-Lumba
Sahabat duniafreak.blogspot.com niscaya lebih sering mengenal mamalia air yang satu ini sebagai binatang yang pandai, dimana kita pun sering melihat lumba-lumba dalam atraksinya didalam pertunjukan sirkus dan kebun binatang. Selain alasannya kecerdasannya, lumba-lumba juga dikenal dari kemampuannya untuk memancarkan gelombang bunyi dan bisa mendeteksi apa yang terjadi disekitarnya dengan menafsirkan pantulan dari gelombang yang telah ia pancarkan. Lumba-lumba memancarkan gelombang bunyi dari suatu organ dikepala mereka, yang fungsinya hampir sama ibarat radar. Tujuan utama dari kemampuan khususnya ini yaitu semoga lumba-lumba sanggup mendeteksi adanya bahaya ataupun mangsa yang ada disekitarnya, yang ternyata sanggup juga berfungsi untuk mendeteksi kehamilan pada manusia.
Menurut para ahli, gelombang bunyi yang dihasilkan lumba-lumba bisa dipakai untuk mendeteksi janin dalam perut perempuan hamil. Para dokter biasanya memakai “Ultrasound” (gelombang bunyi tinggi), untuk menggambarkan (visualisasi) perkembangan janin, dimana sebagian dari gelombang ini terpantulkan kembali (gema) di antara batasan otot dan jaringan kulit. Hasil pantulan Ultrasound inilah yang selanjutnya dikombinasikan dengan komputer untuk mendapatkan citra detail janin dalam kandungan.
Dan ternyata, gelombang bunyi yang dikeluarkan oleh lumba-lumba mempunyai kesamaan dengan gelombang Ultrasound, yang juga sanggup mendeteksi kehamilan pada wanita. Ketika lumba-lumba akan menstimulasi satu sama lain, mereka akan menempelkan moncong mulutnya ke kulit dan melepaskan gelombang suara, dimana gelombang bunyi ini yaitu sebuah ekolokasi (bio sonar) yang terkonsenstrasi, dan gelombang ini akan mengambarkan ada tidaknya janin dari reaksi yang ditunjukan di seputaran perut wanita.
Lebah Madu
Lebah madu sudah usang dimanfaatkan insan untuk menghasilkan madu murni yang enak dan sehat untuk dikonsumsi. Namun tahukah sahabat? Ternyata lebah madu juga sanggup dilatih untuk mendeteksi ranjau darat dengan cara “Menyamakan” aroma gula dengan materi peledak. Lebah madu bisa mendeteksi “aroma” bom TNT dari jarak 4,5 kilometer jauhnya (Jauh sekali ya). Kamera Termal pun dipakai untuk melacak pergerakan para lebah madu ini. Penelitian pada kemampuan khusus lebah madu ini pun masih berlanjut, dimana para lebah madu ini diperlukan bisa dipakai juga di bekas – bekas ladang ranjau, untuk mendeteksi masih adakah ranjau darat yang tertinggal. Lebah pun memegang gelar di “Guinness World Record” sebagai binatang terkecil yang sanggup dipakai sebagai pendeteksi ranjau darat.
Kucing
Hampir semua orang menyukai binatang lucu dan menggemaskan yang satu ini, dimana kucing pun menjadi salah satu binatang yang paling sering dijadikan peliharaan bahkan sahabat oleh manusia. Beberapa pemiliki kucing, menyampaikan bahwa kucing mereka mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan penyakit. Meskipun gotong royong kucing tidak mempunyai kemampuan tersebut, tapi kucing ternyata sanggup mendeteksi penyakit.
Penyakit mengakibatkan zat-zat kimia dalam badan mengalami perubahan, dan kucing memakai indera penciuman tajamnya untuk mengidentifikasi apakah seseorang sedang sakit atau tidak. Kucing pun sanggup mengumpulkan lebih banyak informasi dengan mencicipi perubahan dalam suasana hati dan sikap seseorang. Kucing pun juga bisa mendeteksi penyakit pada binatang lainnya. Ada seekor kucing yang telah “memperkirakan” 25 simpulan hidup di sebuah panti jompo. Kucing itu berjulukan Oscar, ia mengambarkan kasih sayang secara tiba-tiba (sebelum-sebelumnya Oscar nampak tidak peduli) ke beberapa penghuni panti yang hampir meninggal dunia. Para jago pun berhipotesis bahwa kucing bisa mencium dan mencicipi organ - organ badan yang telah mati atau hampir mati.
Ular
Sudah bukan belakang layar umum ya kalau ular yaitu salah satu binatang yang ditakuti manusia, dimana dengan melihatnya saja orang – orang bisa berteriak histeris dan lari dengan cepat. Ular yaitu binatang yang sangat hebat dalam kemampuannya menemukan dan menangkap mangsanya. Dimana ular mempunyai lubang dikepalanya yang memungkinkan ular bisa mendeteksi radiasi infra merah yang dipancarkan oleh badan mangsanya (berdarah panas) sejauh 1 meter. Penglihatan infra merah ini bertindak sebagai indera tambahan, indera ini menawarkan informasi mengenai mangsanya (posisi, ukuran, dan pergerakan) didalam kegelapan dan membantu ular semoga sanggup lebih akurat dikala menangkap mangsanya. Fungsi dari indera komplemen ini disebut dengan sistem Somatosensorik, yang tidak memakai mata untuk mendapatkan sinyal dari sistem ini. Ular lebih baik dalam mendeteksi panas dari pada cahaya, dan sistem somatosensorik ular pun juga bertanggung jawab untuk mendeteksi rasa sakit, sentuhan, dan suhu.
Gajah
Dilihat dari ukuran telinganya yang besar, gajah memanglah salah satu binatang yang indera pendengarannya sangat tajam luar biasa. Namun tahukah sahabat, ternyata gajah mempunyai kemampuan lain yang juga tidak kalah luar biasanya. Beberapa penelitian telah mengungkapkan bahwa gajah pun bisa mendeteksi akan datangnya angin kencang hujan dari jarak 241 kilometer (Jauh sekali ya).
Kemampuan luar biasa ini terkuak sesudah menganalisa migrasi para gajah di Namibia. Gajah sanggup mendengar suatu bunyi berfrekuensi dibawah rentang pendengaran yang bisa didengar insan dan gajah memakai kemampuan ini sebagai salah satu cara mereka berkomunikasi. Dan angin kencang petir juga mengeluarkan bunyi berfrekuensi rendah, yang tentu sanggup didengar dan dideteksi oleh para gajah dengan mudah.
Setelah tujuh tahun melacak dan mengamati pergerakan sembilan gajah dari banyak sekali kelompok memakai GPS, para periset menemukan bukti bahwa migrasi yang dilakukan gajah bergantung dari situasi selama animo hujan dikawasan Namibia. Periset mengamati gerakan para gajah yang menempuh ratusan mil untuk menuju angin kencang petir, yang telah dilakukan para gajah beberapa hari sebelum hujan terjadi.
referensi
popsci.com/article/science/elephants-able-detect-rainstorms-150-miles-away
nature.com/news/2010/100314/full/news.2010.122.html
news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/magazine/6919063.stm
wired.co.uk/article/landmine-bees
livescience.com/38087-can-dolphins-detect-pregnant-women.html