Legenda Almas - Dunia Freak -->

Legenda Almas


Almas atau Alma (Bahasa Mongolia untuk "manusia liar") ialah makhluk cryptid sejenis monyet purba yang dikenal tinggal di Pegunungan Kaukasus, Pegunungan Pamir di Asia Tengah, dan Pegunungan Altai di Mongolia Selatan.

Variasi nama Almas lainnya ialah Almasti (Almasty), Almaslar, Bnahua, dan Ochokochi.

Berdasarkan penampilan dan kebiasaanya, Almas lebih mirip dengan "manusia liar" daripada seekor kera.

Almas biasanya digambarkan sebagai makhluk bipedal mirip insan yang mempunyai tinggi sekitar 5 hingga 6,5 kaki (1,5 - 1,9 meter), tubuh yang ditutupi oleh rambut berwarna cokelat tebal atau cokelat kemerahan. 


Struktur tengkoraknya mempunyai alis yang menonjol, dahi miring, hidung rata dan rahang yang menonjol. Kaki mereka besar dengan jari yang panjang. Seluruh anggota tubuh benar-benar tertutup rambut, kecuali tangan mereka.

Deskripsi Almas sering dianggap mirip dengan Yeti di Himalaya. 


Dikatakan juga bahwa mereka ibarat insan yang hidup di dalam gua.


Almas muncul dalam legenda masyarakat setempat, serta dongeng penampakan maupun interaksi Almas dengan insan telah dimulai beberapa ratus tahun sebelumnya.


Gambaran Almas juga muncul dalam sebuah buku obat (penyembuhan) Tibet.

Antropolog Inggris, Myra Shackley mencatat bahwa buku-buku itu berisi ribuan ilustrasi banyak sekali kelas binatang, mirip reptil, mamalia, dan amfibi, tetapi tidak dengan ilustrasi binatang mitologi tunggal dari buku Eropa Abad Pertengahan. 


Semua makhluk dalam buku tersebut hidup dan sanggup dilihat di masa sekarang.



Penampakan yang tercatat secara tertulis, berlangsung hingga kala ke-15.

Pada tahun 1420, Hans Schiltberger mencatat pengamatan pribadinya ihwal makhluk-makhluk ini dalam jurnal perjalanannya ke Mongolia sebagai tahanan Khan Mongol. 


Dia juga mencatat penampakan Przewalski horses (spesies kuda yang hampir punah, namun masih sanggup ditemukan di Mongolia) oleh orang-orang Eropa.

Dia mencatat bahwa Almasty ialah pecahan dari penduduk orisinil Mongolia yang berafiliasi dengan pengobatan medis Tibet, bersama dengan ribuan binatang dan flora lainnya yang masih hidup hingga sekarang.

Dalam buku berjudul Still Living ? milik antropolog Inggris, Myra Shackley, beliau menggambarkan pengamatan yang dilakukan Ivan Ivlov's pada tahun 1963 ihwal kelompok keluarga Almas.


Ivlov, yang juga seorang "penyembuh anak-anak" memutuskan untuk mewawancarai beberapa belum dewasa Mongolia yang juga merupakan pasiennya, dan menerima isu bahwa banyak dari mereka telah melihat Almas. 


Baik belum dewasa Mongolia maupun "Almas berusia muda", keduanya tidak takut satu sama lain. 

Pengemudi Ivlov's juga mengklaim telah melihat Almas.

Dugaan penangkapan Almas

Seorang "wanita liar" berjulukan Zana dikatakan telah usang tinggal di pegunungan terpencil desa T'khina, 50 mil dari Sukhumi di Abkhazia, Kaukasus.

Beberapa spekulasi menyampaikan bahwa beliau mungkin termasuk Almas, tapi bukti lainnya menunjukkan bahwa beliau ialah seorang manusia.


Berikut ialah sedikit dongeng mengenai Zana :

Pada tahun 1850, sekelompok pemburu sedang berkeliaran melintasi wilayah hutan untuk mencari apa pun yang sanggup mereka temukan, ketika mereka tercengang lantaran melihat seekor betina atau seorang perempuan muda, namun ciri-cirinya terlihat mirip kera. 


Dengan susah payah mereka menangkap perempuan tersebut, kemudian membawanya ke desa terpencil, dan kemudian diserahkan kepada seorang darah biru berjulukan Edgi Genaba sebagai pelayan.

Meski beliau bukan seekor kera, Zana tidak sepenuhnya terlihat mirip manusia. 


Dia mempunyai tangan, kaki dan jari yang tebal, dada yang besar, dan tertutupi oleh rambut hitam. 

Pada masa penahanan pertama, beliau harus dikurung dalam sebuah kandang lantaran perilakunya yang ganas.


Detail mengenai kehidupannya di desa tersebut tidak begitu jelas, namun perilakunya menjadi jinak seiring berjalannya waktu, dan ketika itulah beliau diberi nama Zana. Dia diajari untuk melaksanakan kiprah rumah mirip menggiling jagung dan membawa kayu.

Zana tidak suka dengan ruangan yang panas. Dia selalu menolak memakai pakaian, dan akan menjadi berangasan ketika mencoba untuk berpakaian. Dia lebih menentukan berjalan telanjang, meski sedang dalam demam isu masbodoh sekalipun.

Dia bisa mengangkat karung tepung seberat 80kg dengan satu tangan tanpa bersusah payah, memanjat pohon untuk mengambil buah anggur kesukaannya, berkeliaran di malam hari, dan pada hari-hari yang hangat, beliau akan beristirahat di kolam air masbodoh bersama dengan kerbau.

Ada sebuah kabar yang menyampaikan bahwa beliau bisa berlari lebih cepat dari seekor kuda.

Zana diketahui tidak pernah mencar ilmu berkomunikasi melalui ucapan manusia, namun rupanya beliau telah berbagi kemampuan sosialnya sesudah melahirkan beberapa anak miliknya.

Zana dikatakan mempunyai beberapa anak dari sejumlah laki-laki yang telah berafiliasi seksual dengannya. 


Dia selalu melahirkan tanpa tunjangan orang lain, dan banyak anaknya tidak selamat selama proses kelahiran. Kabarnya hal ini disebabkan lantaran ketidakcocokan gen Zana dengan gen laki-laki (homo sapien).

Beberapa anaknya meninggal pada masa bayi (masa pertumbuhan). Setidaknya salah satu anaknya mati lantaran Zana mencoba memandikannya di sebuah sungai yang masbodoh (membeku).

Zana juga telah berafiliasi seksual dengan Edgi Genaba, dan melahirkan beberapa anak yang tampak normal.


Sementara itu, sang ayah menyerahkan keempat anaknya yang masih hidup ke keluarga setempat di desa tersebut. 


Dua anak laki-laki berjulukan Dzhanda (lahir 1878) dan Khwit Genaba (lahir 1884), dan dua anak perempuan bernama, Kodzhanar (lahir 1880) dan Gamasa Genaba (lahir 1882). 

Mereka telah menjadi masyarakat yang normal, dan diajari untuk berbicara. Anak-anak Zana juga telah menikah dan mempunyai keluarganya sendiri.

Zana meninggal pada tahun 1890 (keberadaan kerangkanya tidak diketahui), sedangkan Khwit yang berdasarkan rumor ialah anak dari Edgi Genaba sendiri, bertahan hidup hingga tahun 1954.

Ilustrasi Zana

Cucu perempuan Zana

Khwit sendiri tampaknya mewarisi sebagian besar ciri wajah ayahnya (Edgi Genaba).

Khwit

Menurut peneliti, cucu-cucu Zana mempunyai kulit gelap, wajah negroid (ras penghuni benua Afrika), dan sangat kuat.

Tengkorak dari Khwit (anak dari Zana) masih utuh dan diperiksa oleh Grover Krantz pada awal 1990an.



Dia menyampaikan bahwa (tengkorak) itu sepenuhnya terang modern (berasal dari orang modern), tanpa ciri khas dari neanderthal sama sekali. 


Laporan lain dari Antropolog Rusia, M.A.Kolodieva, mendeskripsikan bahwa tengkoraknya secara signifikan berbeda dengan laki-laki normal dari Abkhazia. 

Tengkorak itu mendekati "fosil tengkorak Neolitik Vovnigi II".


Pada film dokumenter Channel 4 tahun 2013, Bigfoot Files, Bryan Sykes dari Universitas Oxford menunjukkan bahwa DNA zana ialah 100% berasal dari Sub-Sahara Afrika, dan beliau mungkin telah menjadi budak yang dibawa ke Abkhazia oleh Kekaisaran Ottoman.

Namun, Sykes mempunyai pertanyaan lain, "apakah Zana berasal dari populasi orang Afrika yang meninggalkan benua itu puluhan ribu tahun sebelumnya, lantaran tengkorak anaknya (Khwit) mempunyai beberapa karakteristik unik dan kuno."

Perlu dicatat bahwa Sykes hanya melihat mtDNA (DNA dari sisi ibu), dan tidak melihat nuDNA (DNA garis keturunan ayah), sehingga klaim Zana berasal dari Sub-Sahara Afrika hanyalah kesimpulan yang tidak akurat, lantaran terbatasnya sampel tes DNA.

Pada tahun 2015, Sykes melaporkan bahwa beliau telah melaksanakan tes DNA terhadap sampel air liur dari enam kerabat keluarga Zana yang masih hidup serta sebuah gigi dari putranya (Khwit), dan menyimpulkan bahwa Zana 100% berasal dari Afrika, tetapi tidak berasal dari kelompok yang telah diketahui, sekaligus membantah teori bahwa Zana ialah seorang budak kekaisaran Ottoman.

Sykes percaya bahwa nenek moyang Zana meninggalkan Afrika sekitar 100.000 tahun yang lalu, dan menentukan tinggal atau hidup di tempat terpencil Kaukasus selama beberapa generasi.

Teori lain mengklaim bahwa Zana mungkin ialah spesies relik dari homo rhodesiensis (didasarkan pada struktur tengkorak Khwit).

Tengkorak Homo rhodesiensis

Homo rhodesian

Selain Zana, ada masalah lain ihwal penangkapan "manusia liar" yang dikatakan terjadi sekitar tahun 1941 yang lalu.

Seorang "manusia liar" berhasil ditangkap di suatu tempat di Kaukasus oleh Tentara Merah. 


Dia tampak mirip manusia, hanya saja tubuhnya tertutup oleh rambut halus dan gelap. Proses Interogasi mengungkapkan ketidakmampuannya (atau keengganannya) untuk berbicara, sehingga pada hasilnya beliau ditembak (sebagai dugaan bahwa beliau mungkin kepetangan Jerman).

Kisah lainnya tiba dari insiden "penembakan Almas" di tempat pegunungan Tamir.

Pada 1925, Jenderal besar tentara Soviet, Mikhail Stephanovitch Topilski, memimpin pasukannya dalam sebuah serangan terhadap pasukan gerilya anti-soviet, yang bersembunyi di gua-gua wilayah gunung Pamir.

Mereka kemudian menemukan sebuah gua yang tampaknya menjadi tempat bersembunyi pasukan gerilya. 


Seorang komandan kemudian menyuruh anak buahnya untuk menembakkan api ke verbal gua tersebut.


Betapa terkejutnya mereka ketika makhluk liar berbulu berlarian keluar dari verbal gua dengan tangisan tidak jelas, menuju tempat di mana hujan peluru eksklusif mengenai mereka, menciptakan mereka jatuh ke tanah dengan luka parah. 


Seorang petugas bersama pasukan lainnya bergerak mendekat menuju makhluk yang tergeletak itu, sebelum hasilnya makhluk itu benar-benar dalam keadaan tidak bernyawa.


Topilski kemudian meminta untuk menilik puing-puing tempat insiden itu terjadi dan menemukan tubuh makhluk "berbulu" yang mereka cari.

Berikut ialah laporan Topilski mengenai deskripsi makhluk tersebut :

"Sekilas saya pikir tubuhnya mirip kera. Seluruh tubuhnya ditutupi rambut. Tetapi saya tahu bahwa tidak ada monyet yang hidup di Pamir, dan juga tubuhnya sendiri terlihat sangat mirip dengan manusia." 


"Kami mencoba menarik rambutnya, untuk memastikan bila itu bukan salah satu bentuk penyamaran, namun saya menyadari bahwa itu merupakan rambut orisinil dari makhluk itu sendiri."

"Kami membalikkan badannya ke depan dan ke belakang beberapa kali dan mulai mengukurnya. Makhluk itu berjenis kelamin laki-laki berukuran 165 hingga 170 cm. Pada beberapa pecahan tubuhnya mempunyai rambut berwarna abu-abu."

"Wajahnya gelap, dan pecahan belakang kepalanya tertutupi rambut kusut yang tebal. Makhluk itu tergeletak dengan mata terbuka dan gigi yang juga terbuka. Matanya gelap dan bentuk giginya mirip insan namun lebih besar."

"Dahinya miring dan alisnya sangat berpengaruh sekali. Tonjolan tulang rahang yang menonjol, menciptakan wajahnya ibarat tipe wajah orang Mongolia."

"Hidungnya rata dengan pecahan jembatan hidup yang karam ke dalam. Telinganya tidak berambut dan terlihat lebih runcing daripada insan dengan cuping lebih panjang."

"Rahang bawahnya sangat besar. Makhluk itu mempunyai dada yang berpengaruh dan otot yang berkembang dengan baik. Panjang lengannya normal, sedangkan tangannya sedikit lebih lebar dibanding manusia, dan kakinya lebih lebar dan lebih pendek daripada kaki manusia."

Salah seorang pasukan gerilya yang selamat menyampaikan bahwa ketika berada di sebuah gua, beliau bersama rekan-rekannya sempat diserang oleh beberapa makhluk berwujud mirip kera.

Myra Shackley dan Bernard Heuvelmans berspekulasi bahwa Almas ialah populasi relik dari neanderthal, sementara Loren Coleman mengusulkan bahwa Almas ialah spesies homo erectus yang berhasil bertahan hidup.



Laporan dari sejarawan Rusia, Profesor Boris Porchnev di tahun 1964, menjelaskan bahwa Almas tampaknya mempunyai tengkorak berbentuk kerucut serta struktur gigi serupa dengan manusia, kecuali taring yang lebih besar.

Dia bahkan mengklaim telah bertemu dengan keturunan Almas yang dikelompokkan dalam keluarga yang tinggal di sebuah lubang di tanah.


Porchnev lebih jauh menggambarkan mereka sebagai makhluk mirip insan yang mempunyai kemampuan berenang dan berlari sangat baik, mempunyai aroma anyir busuk, dan masakan yang terdiri dari mamalia kecil, sayuran dan buah-buahan.

Almas ialah makhluk nomaden (hidup berpindah-pindah), yang telah melaksanakan perjalanan melewati wilayah Mongolia, di mana mereka sering telihat oleh para petani dan penduduk desa setempat.

Cerita dan laporan yang berasal dari lima puluh tahun terakhir, telah menemukan kelompok Almas di pegunungan Kaukasus bersahabat Rusia dan Laut Hitam. 


Artefak dan bukti keberadaan Almas juga telah ditemukan di pegunungan Pamir di Asia Tengah.

Igor Bourstev memegang cetakan jejak kaki Almas

Sebuah tim ekspedisi yang dipimpin oleh cryptozoologist Rusia, Dr. Marie-Jeanne Kofman dan seorang Prancis berjulukan Sylvain Pallix pada tahun 1992, dibentuk dengan tujuan untuk menemukan Almas.

Data yang berhasil mereka dapatkan ialah citra Almas sebagai makhluk berbulu besar, beratnya mencapai 227 kg, dan mereka ialah makhluk malam (nokturnal), yang sanggup berlari secepat 40 mil per jam. 


Satu-satunya bukti berpengaruh yang bisa diperoleh Kofman ialah sampel berupa rambut, jejak kaki dan kotoran Almas.


Laporan penampakan terakhir Almas terjadi di bersahabat pecahan Selatan Mongolia, di sepanjang Pegunungan Altai, dan di Tien Shan yang terletak di bersahabat perbatasan Utara China.

(Sumber : Wikipedia)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

loading...

Iklan Bawah Artikel