Legenda Buru
Saturday, April 6, 2019
Edit
Buru ialah reptil air yang dikatakan tinggal di lembah Ziro, sebuah kota kecil di negara bab Arunachal Pradesh, India.
Menurut para tetua Apatani, ketika nenek moyang mereka bermigrasi ke lembah Ziro, tempat rawa di lembah itu dihuni oleh Buru.
Ilustrasi Buru |
Penduduk Apatani memutuskan untuk menetap di lembah alasannya ialah kesuburan dan iklim yang baik. Namun, sesekali mereka harus berhadapan dengan Buru.
Karena hal itulah mereka memutuskan untuk mengeringkan air di rawa sebagai tindakan mengurangi populasi Buru.
Sebagian besar Buru harus mati alasannya ialah pengeringan tersebut, dan sebagian yang lain diduga pergi ke bawah tanah untuk mencari mata air lainnya.
Buru terakhir dilaporkan oleh seorang perempuan muda yang melihatnya pada suatu malam di demam isu semi, ketika ia sedang menggambar air.
Wanita yang terkejut itu lalu memberitahu ayahnya wacana kejadian tersebut.
Keesokan harinya seluruh desa membantu mengisi mata air tersebut dengan kerikil dan tanah liat.
Pada tahun 1947, profesor Christoph von Fürer-Haimendorf ialah orang barat pertama yang diberitahu wacana Buru, dan pada ketika itu pula makhluk yang berdiam di lembah itu dilaporkan telah punah.
Christopher von Furer-Haimendorf |
Selama kunjungannya ke sebuah lembah di Himalaya yang diduduki oleh orang-orang yang dikenal sebagai penduduk Apatis, ia mendengar orang-orang pribumi ini menceritakan kisah wacana makhluk menyerupai kadal yang dulu tinggal di rawa-rawa di dasar lembah.
Kemudian, seorang laki-laki berjulukan Charles Stonor mengunjungi lembah tersebut dan mendengar juga kisah makhluk itu dari penduduk lokal.
Penduduk lokal menyampaikan kepadanya bahwa leluhur mereka telah berhasil menaklukkan Buru di dasar sebuah danau atau kolam, dengan melempari makhluk itu memakai kerikil sampai mati.
Pada ketika Charles Stonor tiba, makhluk itu dikabarkan telah usang punah (kapan kepunahannya tidak diketahui).
Penampilan Buru terlihat seperi komodo, kecuali bahwa makhluk itu berwarna biru renta dengan bintik putih dan perut berwarna putih.
Buru mempunyai tiga garis berduri di bab belakang, menjelma formasi ruas longgar yang membentang di bab atas ekornya.
Buru sanggup juga diklasifikasikan sebagai monster danau alasannya ialah mereka menyukai habitat berair, terutama tempat rawa, danau, dan bak air.
Panjangnya mungkin 20 kaki (6 meter), dan dilaporkan hidup di perairan terpencil di lembah pegunungan Himalaya di timur bahari India.
Ahli cryptozoologist, Bernard Heuvelmans, menganggap Buru sebagai kadal monitor, alasannya ialah karakteristiknya sama dengan kadal monitor.
Karakteristik tersebut menyerupai leher memanjang dan pengecap bercabang.
Ahli cryptozoologist, Karl Shuker mempunyai pendapat yang berbeda.
Dia percaya bahwa Buru ialah lungfish yang berukuran sangat besar.
Teori ini menjelaskan mengapa Buru sanggup tetap bertahan hidup ketika bersembunyi di dasar danau selama periode demam isu kemarau dalam jangka waktu tertentu.
Secara tradisional, ada sebuah spekulasi yang menyatakan bahwa Buru ialah anggota tak dikenal dari ordo crocodilia (ordo reptil berukuran besar yang dikenal sebagai buaya).
Penduduk Apatanis juga menjuluki buaya atau aligator dengan sebutan "Buru".
Terdapat populasi buaya dalam jumlah besar yang hidup di gua-gua Afrika Utara yang cukup jauh dari perairan terbuka.
Bernard Heuvelmans dan Roy Mackal menganggap Buru sebagai kadal monitor yang menyerupai komodo besar, dan fosil makhluk menyerupai itu sanggup ditemukan di anak benua India.
Heuvelmans mencatat laporan makhluk serupa dari India Barat berjulukan "jhoors" yang tampak menjelma naga tradisional Iran (Azi Dahaka), yang merupakan pembiasaan gaya lokal dari naga Cina.
Dalam daftar hewan tidak diketahui, Heuvelmans mencatat laporan makhluk serupa Buru yang tiba dari Burma, dan hal itu mungkin bekerjasama dengan laporan monster menyerupai kadal di Sungai Meikong.
George Eberhart juga mencatat sebuah rumor wacana makhluk serupa berjulukan "afa" di rawa Tigris di Irak.
Ketika mahir cryptozoogist memperhatikan laporan penampakan ini, mereka biasanya berpikir bahwa mereka sedang berurusan dengan kadal monitor yang sangat besar, meskipun terkadang mereka menganggap makhluk itu benar-benar seekor dinosaurus yang masih hidup.
Beberapa mahir cryptozoologist percaya bahwa beberapa Buru masih hidup, sedangkan yang lainnya menyatakan bahwa Buru mungkin telah punah, walaupun tanggal kepunahannya tidak diketahui.
(Sumber : Wikipedia)