Legenda Gajah Mina
Thursday, April 4, 2019
Edit
Gajah Mina yaitu makhluk cryptid bahari yang biasa ditemukan di Kepulauan Indonesia.
Tubuh Gajah Mina yaitu adonan dari gajah dan ikan. Makhluk ini dikenal luas oleh pelaut Indonesia dan Malaysia.
Namanya "fish elephant" berarti ikan gajah, dan tidak dibingungkan dengan "elephant seal", yang berarti gajah laut.
Dalam budaya Hindu Bali, Gajah Mina yaitu salah satu dari 7 hewan mitologi (Makara). Bentuk ikan berkepala gajah sering dicat atau diukir di Candi sebagai ornamen.
Ukiran kayu Gajah Mina dari Borneo |
Karena banyak situs arkeologis candi mempunyai ornamen Gajah Mina, tampaknya Gajah Mina sudah dikenal semenjak zaman dahulu.
Deskripsi Gajah Mina berasal dari sesepuh desa pesisir. Para tetua menyampaikan bahwa makhluk itu sama besarnya dengan ikan paus, mempunyai belalai menyerupai gajah, mempunyai bulu di tubuhnya dengan sepasang gading dan di beberapa kasus, mempunyai indera pendengaran yang lebar.
Ilustrasi Gajah Mina |
Jika Gajah Mina ditemukan mati di pantai, penduduk desa biasanya tiba untuk mengambil bagian-bagian dari tubuhnya, menyerupai potongan bulu, taring atau tulangnya.
Gajah Mina dipercaya hidup di air yang dalam, sehingga penampakannya sangatlah jarang.
Kepala Museum Natuna Sri Serindit, Zaharudin, menyampaikan bahwa panjang Gajah Mina sanggup mencapai 20 meter. Disebut gajah alasannya yaitu mempunyai gading dan belalai. Dia menyampaikan bahwa Gajah Mina yaitu hewan bergading, dengan kulit tidak menyerupai ikan pada umumnya.
Kulitnya mempunyai bulu lembut, sehingga itu bukan ikan paus. Zaharudin juga menyampaikan bahwa nelayan takut bertemu makhluk ini di laut. Banyak nelayan menghubungkan Gajah Mina dengan nasib buruk.
Pada 13 Januari 2005, sebuah bangkai berbulu putih ditemukan di pantai Dungun, Riau. Bangkai itu ditemukan oleh penduduk desa terdekat dan sebagian besar diambil oleh mereka.
Penduduk desa meyakini bangkai itu sebagai Gajah Mina yang kini menjadi langka.
Panjang bangkai itu 12,4 meter, panjang dasar ekor hingga ujung ekor 1,8 meter, panjang gading 2,4 meter, ketebalan kulit 10 cm, serta panjang dan lebar siripnya masing-masing yaitu 78 dan 47 cm..
Pada 20 Juni 2010, seekor "gajah laut" dilihat oleh seorang nelayan berjulukan Amir. Dia sedang menyelam pada waktu itu untuk menangkap ikan, dan melihat makhluk terperangkap di jala miliknya.
Terlalu takut untuk mendekati makhluk besar itu, beliau menentukan untuk menghindari lokasi itu selama beberapa waktu. Tiga bulan kemudian beliau tiba kembali ke lokasi, dan makhluk itu sudah menjadi kerangka.
Pada awal Agustus 2013, nelayan Subi menemukan bangkai mengambang yang mereka yakini milik Gajah Mina. Nelayan mencoba menariknya ke daratan memakai 4 perahu. Sebelum mencapai daratan, gading di mana mereka mengikat tali, terlepas dari tubuhnya. Akibatnya mereka hanya mengambil gadingnya. Nelayan menyampaikan bangkai itu sebesar kapal 250 GT, panjangnya sekitar 15 hingga 30 meter.
Seperti yang dilaporkan oleh AntaraKepri.com, di pulau Serasan, Natuna, penduduk desa berjulukan Sanjaya melihat sesuatu sepanjang 6 meter terdampar di pantai Sisi.
Awalnya beliau pikir itu yaitu paus, begitu beliau semakin mendekat, beliau melihat adanya gading panjang, belalai di wajahnya, indera pendengaran lebar, dan ekor menyerupai ikan paus. Banyak penduduk desa yang tiba untuk melihat dan menyeretnya ke daratan, kemudian menguburkannya semoga tidak menyebabkan penyakit. Kejadian ini terjadi pada 14 Februari 2016.
Penjelasan yang masuk nalar untuk Gajah Mina yaitu bahwa mereka bahu-membahu hanyalah bangkai ikan paus yang terdekomposisi.
Bangkai ikan paus yang terdekomposisi biasanya mempunyai penampilan "bulu" putih, sementara belalai atau indera pendengaran mungkin berasal dari beberapa bab yang akan hancur dari badan utama paus. Munculnya gading bahu-membahu yaitu tulang rahang bawah yang sanggup terlihat saat paus mengalami dekomposisi.
Bangkai paus yang terdampar di Pantai Hulung, Maluku |
Gajah Mina sanggup juga merupakan masalah kesalahan identifikasi dari gajah laut, meskipun tidak ada spesies gajah bahari yang berada di perairan Indonesia dan Malaysia.
Penjelasan lain untuk Gajah Mina yaitu sejenis Sirenia. Dugong yaitu hewan umum di sekitar pantai Asia Tenggara.
Meskipun telah menerima penjelasan, para tetua desa dan nelayan paruh baya yakin bahwa mereka telah melihat Gajah Mina di masa muda mereka. Laut bersahabat Kalimantan, mempunyai tidak kurang dari 20 spesies paus yang bermigrasi di sekitar pulau. Nelayan mengetahui perbedaan antara ikan paus dan Gajah Mina yang berbulu.
Dalam bahasa Melayu, Gajah Mina sanggup merujuk kepada anjing laut, sedangkan orang Indonesia menganggapnya sebagai makhluk-Paleo (seperti mammoth dan kucing bergigi pedang).
Orang Dayak di pedalaman Kalimantan menganggap Gajah Mina sebagai kuda nil orisinil Kalimantan. Penampakan kuda nil tiba dari Barito dan sungai Rungan, Kalimantan Tengah.
Sebagai catatan, tidak ada kuda nil yang hidup di Borneo, sehingga kuda nil Kalimantan juga sanggup dianggap sebagai makhluk cryptid.
(Sumber : cryptidz.wikia)