Legenda Megalania
Saturday, April 6, 2019
Edit
Megalania (Megalania prisca atau Varanus priscus) ialah kadal monitor raksasa yang berhabitat di Australia Selatan selama periode pleistosen. Sisa-sisa fosil berumur sekitar 23.000-50.000 tahun yang lalu, memperlihatkan bahwa Megalania pernah bertemu dengan pemukim pertama suku Aborigin di Australia.
Megalania hampir identik dengan komodo atau goanna (kadal monitor Australia), hanya saja mereka jauh lebih besar, bahkan sanggup dikatakan sebagai kadal terrestrial (hewan berkeliaran di atas tanah) terbesar yang pernah ada.
Dalam lukisan di gua, suku Aborigin menggambarkan makhluk itu jauh lebih besar daripada manusia. Kebanyakan lukisan itu berusia kurang dari 10.000 tahun.
Penulis dan jurnalis berjulukan Peter Hancock ialah spesialis dalam legenda Megalania prisca.
Salah satu kisahnya menyampaikan bahwa Megalania berjalan menuju lautan, kemudian diserang oleh hiu putih besar, dan Megalania tersebut berhasil membunuh hiu itu dan menyeretnya ke pantai.
Hancock mencatat sangatlah gila bahwa kisah dan lukisan itu masih segar (terbilang baru) dengan suku Aborigin di dalamnya, lantaran seharusnya Megalania sudah dinyatakan punah.
Kerangka Megalania di Melbourne Museum |
Pensiunan tentara mengklaim pernah melihat goanna raksasa dikala ia masih muda di Emerald Creek, Queensland pada tahun 1913.
Pada tahun 1960an, seorang pendeta Prancis sedang bepergian bersama pemandunya untuk mencapai tujuan. Dalam perjalanan, ia melihat kadal raksasa berbaring pada pohon tumbang dengan matahari yang sempurna menyinarinya.
Dia menyuruh pemandu untuk berhenti, tetapi lantaran sangat ketakutan, pemandu meneruskan perjalanannya.
Keesokan harinya, pendeta tersebut kembali menuju tempat kejadian dan mengukur pohon yang panjangnya 40 kaki (12 meter), yang hampir sama dengan ukuran kadal raksasa tersebut.
Pada 1963, pasangan yang sedang dalam perjalanan di antara Brisbane dan the Gold Coast melaporkan telah seekor kadal raksasa berukuran 15 kaki (4,5 meter) yang tiba dari sebuah jurang dan berlari melintasi jalan sempurna di depan kendaraan mereka.
Pada 1981, seorang tentara dari Queensland melaporkan penampakan yang dialaminya pada Oktober 1968, dikala ia bersama rombongannya sedang dalam training hutan di tempat Normanby.
Rombongan itu melihat sisa-sisa kepingan sapi yang telah robek dan terpisah di daerah berawa.
Mereka kemudian menemukan "jejak reptil raksasa beserta bekas ekornya" sempurna di tempat sapi itu berada. Rupanya sapi itu telah dibunuh di tempat lain, dan di seret menuju rawa. Rombongan itu pun segera meninggalkan lokasi kejadian.
Pada 1977, empat dewasa mengklaim telah melihat reptil raksasa di jalur hutan bersahabat Townsville.
Mereka mendeskripsikan makhluk itu mempunyai kepala besar, leher panjang, kaki dan cakar yang besar, dan ekor panjang yang tebal.
Mereka menyampaikan bahwa tubuhnya "hampir terlihat menyerupai gajah", dan ditutupi oleh sisik besar (belang-belang) berwarna abu-abu.
"(Makhluk) itu panjangnya lebih dari 40 kaki (12 meter), dan bangun setidaknya setinggi 6 kaki (1,8 meter) dengan keempat kakinya."
Penulis dan cryptozoologist, Rex Gilroy, percaya bahwa alasan kisah-kisah itu masih tergolong gres bersamaan dengan suku Aborigin di dalamnya, lantaran Megalania prisca belum mengalami kepunahan.
Dia juga mengaitkan hal tersebut dengan kisah bagaimana kota Euroa (Australia) telah diteror oleh kadal raksasa di tahun 1890.
Kisah itu menceritakan reptil sepanjang 30 kaki (9,1 meter) yang menyerang peternakan dan membunuh binatang ternak.
Banyak saksi mata melaporkan telah melihatnya, sebelum makhluk itu melarikan diri menuju semak-semak.
Gilroy telah mencatat beberapa penampakan Megalania di masa modern.
Di Alice Springs, sekelompok suku Aborigin melaporkan telah melihat reptil raksasa yang tiba melalui perkemahan mereka.
Penampakan lainnya tiba dari pemimpin regu pramuka dan seorang anggota pramuka pria yang melaporkan telah melihat kadal berukuran 22 kaki (6,7 meter).
Pada ekspresi dominan masbodoh tahun 1979, Gilroy mendapatkan panggilan dari seorang petani di Moruya.
Petani tersebut melaporkan telah melihat kadal berukuran 20 kaki (6 meter) yang juga meninggalkan jejak. Meski hujan telah menghilangkan beberapa jejak dari kadal besar yang diklaim, Gilroy sempat mencetak salah satu jejak kaki tersebut.
Pada tahun yang sama, herpetologis, Frank Gordon sedang kembali menuju mobilnya di pegunungan Wattagan, New South Wales.
Setelah menghidupkan mesin, benda yang pada awalnya ia pikir hanyalah sebuah batang kayu, ternyata ialah seekor kadal dengan panjang lebih dari 30 kaki (9,1 meter).
Sekitar tahun 2000, seorang petani di Queensland menemukan beberapa tulang tidak biasa di kediamannya. Percaya bahwa itu ialah inovasi penting, ia memperlihatkan tulang itu ke sebuah Universitas Paleontologist di Brisbane.
Tulang-tulang itu mengakibatkan sensasi dikalangan paleontologis Australia, lantaran mereka yakin telah menemukan tulang Megalania, yang hanya berusia 3.000 tahun.
Pada Januari 2008, Gilroy menemukan jejak lain di sebuah jalan kecil di hutan sekitar 185 mil dari Moruya. Dia menciptakan cetakan dari jejak tersebut dan menemukan bukti bahwa jejak tersebut sangat menyerupai dengan jejak dari tahun 1979.
Kebanyakan para andal tidak percaya bahwa penampakan Megalania itu benar-benar terjadi.
Seorang paleontolog berjulukan John Long menyampaikan bahwa untuk sanggup bertahan hidup, Megalania membutuhkan populasi pengembangbiakan yang besar.
Selain itu, Megalania tentunya akan sangat sulit untuk bersembunyi mengingat ukuran mereka yang terbilang sangat besar.
Penemuan baru-baru ini dengan sepupu Megalania, yaitu komodo, mungkin mempunyai solusi terhadap dilema pengembangbiakan populasi Megalania.
Pada 2006, telah ditemukan bahwa komodo sanggup bereproduksi melalui proses yang dikenal sebagai partenogenesis.
Melalui proses ini, betina memproduksi sel telur yang sanggup berkembang tanpa melalui proses fertilisasi (pembuahan), dalam hal ini pembuahan oleh komodo jantan. Hal itu menciptakan spesies ini sanggup bertahan di area terpencil.
Beberapa orang percaya bahwa penampakan kadal raksasa mungkin disebabkan oleh kehadiran dari komodo berukuran besar.
Diketahui bahwa Komodo di Indonesia ialah kadal hidup terbesar yang ada di dunia.
Panjang rata-rata binatang ini ialah 2 hingga 3 meter, bahkan spesimen liar terbesar yang pernah ada mempunyai panjang 3,13 meter dengan berat sekitar 166 kg.
Seorang biologis dari Smithsonian National Zoo dan andal komodo, Trooper Walsh, percaya bahwa Megalania dan komodo mungkin berasal dari nenek moyang yang sama.
Walsh mencatat bahwa jenis kadal ini sanggup bermutasi dan menyesuaikan diri dengan cepat.
Dia percaya bahwa komodo dengan versi yang jauh lebih besar sanggup berkembang selama beberapa generasi.
(Sumber : cryptidz.wikia, Wikipedia)