Legenda Yeren
Saturday, April 6, 2019
Edit
Yeren (dalam bahasa Cina berarti "manusia liar") yaitu makhluk legendaris yang dikatakan hidup di daerah hutan pegunungan terpencil di Hubei Barat.
Sebutan lainnya yaitu Yiren, Yeh Ren, Chinese Wildman (manusia liar Cina), dan Man-Monkey (secara harfiah disebut "Man Bear").
Yeren yaitu sejenis primata misterius yang hidup di pegunungan Cina, dan kebanyakan penampakannya tiba dari daerah terpencil provinsi Hubei.
Gua Yeren di provinsi Hubei barat |
Yeren digambarkan sebagai makhluk setinggi 6-8 kaki (1,8 - 2,4 meter), dalam masalah ekstrim dilaporkan tingginya mencapai 12 kaki (3,6 meter), dan mempunyai rambut berwarna cokelat kemerahan.
Walapun jarang terjadi, penampakan Yeren berwarna putih juga terkadang terlihat, dan itu mungkin disebabkan oleh masalah albinisme (kelainan pigmen melanin) atau Yeren tersebut sudah dalam usia lanjut (tua).
Yeren mempunyai bentuk kepala yang lebih mirip dengan insan daripada kera.
Wajah cekung, bibir menonjol, mencangkup gigi besar mirip kuda, dan hidung bundar dengan lubang yang terbalik.
Secara keseluruhan, Yeren berukuran lebih kecil dibandingkan dengan Bigfoot.
Mereka umumnya bersifat ramah, namun akan menjadi pendiam, atau menentukan untuk menyendiri ketika berada di sekitar manusia.
Menurut Xinhua, lebih dari 400 orang dilaporkan telah melihat Yeren.
Pemerintah Cina pun telah berupaya mencari Yeren.
Banyak jejak kaki dan jejak rambut yang telah ditemukan, dikaitkan dengan sosok Yeren.
Kisah ihwal "manusia liar" telah menjadi pecahan dari kisah rakyat Cina Tengah dan Cina Selatan selama berabad-abad.
Termasuk kemunculan makhluk besar berambut mirip insan yang hidup di wilayah hutan gunung di Cina Tengah, Provinsi Hubei Barat.
Asal permintaan lain dari kisah Yeren berasal dari tahun 206 SM, selama pembangunan Great Wall (Tembok Besar).
Para pekerja Great Wall yang kelelahan melarikan diri menuju hutan terpencil (yang tak dihuni) untuk terbebas dari kerja paksa.
Para pekerja ini menjadi "liar" dari waktu ke waktu selama berada di wilayah pegunungan. Menyebabkan terbentuknya generasi gres dari "manusia liar" yang tersembunyi di hutan purba.
Dikatakan bahwa "orang-orang liar" ini lebih besar dan lebih berbulu daripada insan biasa.
Mereka masih mempertahankan kemampuan berbicaranya, dan terkadang memberanikan diri keluar dari hutan untuk menanyakan "apakah Tembok Besar telah simpulan dibangun ?".
Meski telah diberi balasan "ya", orang-orang liar ini enggan untuk mempercayainya, dan kembali menuju rumah alpine mereka.
Pada zaman Dinasti Tang (618-907), sejarawan, Li Yanshou mendeskripsikan sekumpulan "manusia berbulu" di daerah Jiangling County, dan di Hubei.
Penyair dinasti Ch'ing, Yuan Mei (1716-98), dalam bukunya New Rhythms, menjelaskan ihwal keberadaan makhluk yang digambarkan mirip monyet, tapi bukan monyet, di barat daya provinsi Shaanxi, Xianning County.
Pengamatan pertama mengenai Yeren dilakukan oleh spesialis biologi berjulukan Wang Zelin dari Faculty of Biology, Chicago, pada tahun 1940.
"Sekitar September atau Oktober, kami sedang bepergian dari Baoji menuju Tianshui melalui kota Jiangluo. Mobil kami berada di antara kota Jiangluo dan Niangniang Plain, ketika tiba-tiba mendengar bunyi tembakan di depan kami."
"Ketika kendaraan beroda empat mencapai kerumunan laki-laki bersenjata, kami semua turun untuk memuaskan rasa ingin tahu kami. Kami bisa melihat bahwa 'manusia liar' itu telah ditembak mati dan tergeletak di pinggir jalan."
"Tubuhnya kenyal dan sangat tinggi, sekitar 2 meter. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut merah keabu-abuan yang sangat lebat. Karena wajahnya menghadap ke bawah, beberapa orang membalikan badannya biar bisa melihat (tubuhnya) secara keseluruhan dengan baik."
"Makhluk itu ternyata ibu (betina) yang mempunyai payudara yang besar. Putingnya sangat merah, mungkin gres saja melahirkan (atau mempunyai anak). Rambut di wajahnya pendek. Wajahnya menyempit dengan sepasang mata yang dalam, tulang pipi dan bibirnya menonjol."
"Penampilannya mirip Peking Man atau homo erectus Cina betina. Bagaimanapun, rambutnya terlihat lebih panjang dan lebih tebal dibandingkan dengan model homo erectus. Makhluk itu buruk lantaran bibirnya menonjol."
"Menurut penduduk lokal, ketika itu terdapat dua makhluk yang kemungkinan satu jantan dan satu betina. Mereka telah berada di daerah tersebut selama lebih dari satu bulan. 'Orang-orang liar' mempunyai kekuatan yang luar biasa, sering terlihat berdiri dan mereka sangat tinggi."
"Mereka pejalan cepat, dan ketika berjalan menanjaki bukit, mereka sama cepatnya dengan berjalan di jalan biasa (datar). Karena itulah, orang-orang (penduduk setempat) tidak bisa mengejar mereka. Mereka tidak mempunyai bahasa, dan hanya bisa berteriak atau melolong."
Peking Man (Manusia Peking) |
Pada tahun 1950, andal geologi, Fan Jingquan melaporkan telah melihat sepasang "manusia liar" yang beliau jelaskan sebagai ibu beserta anaknya di hutan provinsi Shanxi.
Pada 1960, sebuah tim pembangun jalan diduga telah membunuh Yeren betina di hutan Xishuang Banna.
Ilmuwan yang menyelidiki masalah tersebut menggambarkan makhluk itu hanya mempunyai tinggi 4 kaki (1,2 meter) dan terlihat mirip siamang.
Namun, dua puluh tahun kemudian, seorang jurnalis yang juga terlibat dalam pemeriksaan tersebut mengklaim bahwa makhluk itu bukan siamang, tetapi "binatang tidak diketahui yang berbentuk manusia."
Sebuah artikel info di tahun 1980 menceritakan kisah seorang perempuan yang diklaim telah diculik oleh salah satu dari mereka (Yeren) pada tahun 1939.
Dia menghabiskan 27 hari di tempat hutan provinsi Hubei (wilayah yang populer dengan penampakan insan liar) dan pada ketika itu beliau hamil oleh "manusia mirip monyet" tersebut.
Dia melahirkan seorang anak yang dipanggil "monkey child", yang mati pada tahun 1960.
Menurut Guangming Daily, kerangka tersebut berhasil digali, dan hasil pemerikasaan menawarkan bahwa anak itu mempunyai karakteristik dari seekor simpanse dan seorang manusia.
Tidak ada cryptozoologist yang mengkaitkan korelasi antara Yeren dengan Gigantophitecus, meski ukuran dan penampilannya terlihat sama, atau mungkin spesies relik dari Gigantophitecus itu sendiri.
Teori lainnya beropini bahwa Yeren yaitu kesalahan identifikasi simpanse langka, atau mungkin spesies gres dari orangutan.
Tidak menutup kemungkinan juga bila Yeren yaitu orangutan atau spesies relik dari Gigantophitecus yang telah berevolusi, dan menentukan untuk hidup di daerah terpencil di Cina.
Pendapat lainnya menyampaikan bahwa Yeren mungkin tidak hanya legenda, lantaran mereka benar-benar berdiam di wilayah yang tidak mempunyai catatan takhayul (semacam makhluk mitos) atau fenomena aneh, termasuk banyaknya insiden albinisme pada binatang lokal, yang sekaligus menambah mistiknya tempat tersebut.
Yeren juga telah dihubungkan dengan legenda Cina kuno ihwal raksasa hutan gila dan makhluk "beruang mirip manusia".
(Sumber : cryptidz.wikia, Wikipedia)