Tengkorak Insan Prasejarah Ini Ditemukan Dengan Lubang Bekas Operasi
Monday, March 25, 2019
Edit
Operasi pembedahan yang dilakukan dengan cara melubangi badan pasiennya bukan hanya dikenal di era modern ibarat sekarang. Ribuan tahun yang lalu, para pendahulu kita ternyata sudah mengenal praktik serupa. Ditemukannya fosil-fosil tengkorak yang berlubang menjadi bukti adanya praktik tersebut.
Di kalangan para hebat sendiri, praktik melubangi tengkorak tersebut dikenal dengan istilah trepanasi. Praktik ini dilakukan dengan cara menciptakan lubang di kepala menggunakan teknik pemboran, pemotongan, atau bahkan pencungkilan sebagian lempeng tulang. Hingga sekarang, para arkeolog dari aneka macam belahan dunia sudah menemukan ribuan tengkorak dari masa prasejarah yang mengatakan tanda-tanda bekas trepanasi.
Kendati sudah banyak tengkorak yang ditemukan, para hebat masih belum setuju apa alasan insan pada masa itu melaksanakan trepanasi. Trepanasi tradisional sendiri masih sempat dipraktikkan di Afrika dan kepulauan Pasifik hingga permulaan era ke-20. Sahabat duniafreak.blogspot.com alasan mereka melakukannya tidak berbeda dengan alasan para dokter melaksanakan pembedahan di kepala: untuk keperluan pengobatan.
Jika trepanasi di masa modern dilakukan atas alasan kesehatan, lantas apakah trepanasi yang dilakukan ribuan tahun yang lampau juga mempunyai alasan serupa? Sejumlah ilmuwan menduga kalau memang itulah alasannya. Dasarnya yakni banyak dari fosil-fosil tengkorak bekas trepanasi yang mengatakan adanya tanda-tanda penyakit dan cedera pada fosilnya.
Pendapat tersebut ditunjang oleh temuan kalau lubang bekas trepanasi seringkali ditemukan berada di lokasi yang sama dengan lokasi penyakitnya. Namun selain untuk keperluan pengobatan, para hebat juga menduga kalau trepanasi dilakukan untuk alasan ritual.
Trepanasi diketahui sudah dilakukan sekurang-kurangnya semenjak 7.000 tahun lalu. Bangsa-bangsa yang diketahui melaksanakan praktik ini tersebar mulai dari Yunani, Amerika, Asia Timur, hingga kepulauan Pasifik.
Seiring berjalannya waktu, masing-masing bangsa dan kebudayaan kemudian membuatkan teknik trepanasinya masing-masing. Praktik trepanasi beramai-ramai ditinggalkan semenjak Abad Pertengahan. Namun praktik yang bersangkutan diketahui masih berjalan di Afrika dan Polinesia (gugus kepulauan di Samudera Pasifik) hingga tahun 1900-an.
Lukisan trepanation oleh Guido da Vigevano |
Sejak hasil penelitian perdana mengenai trepanasi dirilis di era ke-19, para ilmuwan masih berdebat apakah trepanasi dilakukan murni atas alasan kesehatan semata, atau ada faktor kepercayaan di baliknya. Pasalnya ada beberapa tengkorak dengan lubang hasil trepanasi yang tidak mengatakan tanda-tanda kalau pemiliknya pernah mempunyai penyakit di kepala.
Fosil tengkorak hasil trepanasi macam itu pernah ditemukan di Rusia. Berawal pada tahun 1997, regu arkeolog melaksanakan penggalian makam prasejarah di akrab kota Rostov-on-Don yang terletak di Rusia selatan dan berada tidak jauh dari pesisir utara Laut Hitam.
Saat daerah tersebut dibongkar, arkeolog menemukan tulang belulang yang berasal dari 35 insan dan dikuburkan dalam 20 liang kubur berbeda. Sahabat duniafreak.blogspot.com dengan melihat metode penguburannya, pemakaman prasejarah ini diperkirakan berasal dari era ke-50 hingga 30 SM.
Salah satu liang kubur yang dibongkar berisi kerangka 5 orang dewasa, satu orang bayi berusia 1-2 tahun, serta anak gadis berusia belasan tahun. Yang menciptakan para arkeolog tercengang yakni tengkorak milik 2 laki-laki dewasa, 2 perempuan dewasa, dan si anak gadis berada dalam kondisi berlubang tanggapan trepanasi.
Lubang yang ditemukan pada masing-masing tengkorak mempunyai diameter beberapa sentimeter dengan bekas potongan yang rapi di tepiannya. Tengkorak milik laki-laki cukup umur yang satu lagi juga mengatakan cekungan ibarat bekas ditusuk menggunakan alat, namun bekasnya tidak hingga meninggalkan lubang. Hanya tengkorak sang bayi yang berada dalam kondisi tak tersentuh.
Apa yang membedakan tengkorak berlubang ini bila dibandingkan tengkorak hasil trepanasi yang lain yakni lokasinya yang tidak biasa. Tengkorak yang ditemukan di Rusia ini lubangnya terletak di obelion, bab tengkorak yang lokasinya ada di ubun-ubun belakang.
Temuan ini eksklusif mengundang rasa ingin tau dari Elena Bantieva, pakar antropologi Universitas Federal Selatan di Rostov-on-Don, Rusia. Pasalnya dari sekian banyak tengkorak hasil trepanasi yang sudah ditemukan di seluruh dunia, hanya kurang dari 1 persen yang lokasi lubangnya berada di obelion. Bukan hanya itu, praktik trepanasi juga bukan merupakan praktik yang umum dilakukan oleh insan prasejarah Rusia.
Menurut pemahamannya, sebelum ditemukannya tengkorak di Rusia selatan ini, gres ada satu perkara inovasi tengkorak trepanasi yang mengambil daerah di Rusia. Tengkorak yang dimaksud ditemukan pada tahun 1974 di lokasi yang berada tidak jauh dari lokasi inovasi tengkorak yang sekarang.
Ada alasan tersendiri mengapa di masa lampau, trepanasi di bab obelion amat jarang dilakukan. Trepanasi yang dilakukan di obelion mempunyai resiko yang amat tinggi. Obelion berada sempurna di atas superior sagittal sinus, bab di mana darah yang mengaliri otak berkumpul sebelum kemudian menuju pembuluh utama yang meninggalkan otak. Sahabat duniafreak.blogspot.com jika bab ini hingga dibuka, orang yang bersangkutan sanggup mengalami pendarahan hebat atau bahkan meninggal.
Tengkorak-tengkorak yang menjalani trepanasi di obelion juga tidak mengatakan adanya tanda-tanda sakit atau cedera. Kaprikornus sudah terperinci kalau trepanasi tersebut dilakukan bukan alasannya faktor kesehatan. Batieva sendiri sempat melaksanakan penelusuran terhadap arsip-arsip arkeologi Rusia yang tidak dirilis ke publik. Hasilnya, ia menemukan ada setidaknya 6 tengkorak lain yang mempunyai lubang hasil trepanasi dan trepanasinya dilakukan bukan alasannya alasan kesehatan.
Dua di antara tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan pada tahun 1980 dan 1992, di mana lokasi inovasi keduanya sama-sama berjarak hanya sekitar 50 km dari Rostov-on-Don. Sementara empat lainnya ditemukan pada tahun 2011 ketika tim arkeolog internasional tengah meneliti 137 kerangka insan prasejarah yang ditemukan di sebelah selatan Rostov-on-Don.
alat bor trepanning brace buatan german era ke 18 |
Dekatnya lokasi inovasi tengkorak-tengkorak ini sekaligus memunculkan pendapat kalau para pemilik tengkorak tersebut di masa lampau sangat mungkin mempunyai korelasi satu sama lain. Bateiva dan rekan-rekan ilmuwan yang melaksanakan penelitian mengenai topik ini bahkan menduga kalau Rusia selatan di masa lampau mungkin menjadi semacam sentra dipraktikannya trepanasi untuk keperluan ritual.
Sudah dijelaskan sebelumnya kalau trepanasi amat jarang dilakukan di obelion alasannya resiko kematiannya yang tinggi. Kenyataannya yakni ketika Bateiva dan para koleganya menilik 12 fosil tengkorak tadi, ternyata sebanyak 8 di antara mereka berhasil bertahan hidup cukup usang usai menjalani trepanasi.
Bateiva dan rekan-rekannya mendasarkan pendapatnya dari kondisi lubang tengkorak itu sendiri. Tengkorak yang pemiliknya sukses bertahan hidup akan mengatakan ciri berupa adanya regenerasi tulang di sekeliling bab yang berlubang. Dan entah ada kaitan langsungnya atau tidak, kedelapan orang tersebut tidak ada yang bertahan hidup selama lebih dari 4 tahun seusai menjalani trepanasi.
Lantas pertanyaannya kemudian yakni bila memang benar mereka melaksanakan trepanasi untuk keperluan ritual, ritual macam apakah yang sedang mereka jalani? Mengapa mereka berani melaksanakan trepanasi macam ini bila taruhannya yakni nyawa?
Maria Mednikova – pakar trepanasi Rusia dari Akademi Sains Moskow – beropini kalau mungkin trepanasi berbahaya ini dilakukan alasannya adanya kepercayaan bahwa mereka yang menjalaninya akan mengalami “transformasi” dalam sudut pandang mereka. Dengan melaksanakan trepanasi obelion, mereka percaya sanggup melaksanakan hal-hal yang tidak sanggup dilakukan oleh orang biasa.
referensi
http://www.bbc.com/earth/story/20160826-why-our-ancestors-drilled-holes-in-each-others-skulls