5 Fakta Menjijikkan Mengenai Sikap Kanibalisme
Tuesday, May 21, 2019
Edit
Pict from Here |
Kanibalisme merupakan sebuah fenomena di mana satu makhluk hidup makan makhluk sejenis lainnya. Perilaku ini kerap terjadi di kawasan pedalaman yang biasanya dilakukan oleh suku-suku tertentu di kawasan tersebut. Namun tidak sedikit juga orang-orang kanibal hidup dan berbaur di sekitar kita. Berikut ini ialah "5 Fakta Menjijikkan Mengenai Perilaku Kanibalisme".
5. Rasa Daging Manusia
Kebanyakan orang yang melaksanakan kanibalisme menyampaikan bahwa rasa daging insan ibarat rasa daging babi, ayam atau sapi. Armin Meiwes, pelaku kanibalisme asal Jerman menyampaikan dalam wawancaranya bahwa rasa daging insan ibarat rasa daging babi "tapi sedikit pahit dan kuat, rasanya cukup enak". Umur seseorang, potongan badan yang dimakan, dan bagaimana cara orang memasak daging insan mensugesti rasa daging tersebut.
Pict from Here |
4. Kuru
Dibalik itu semua, anda mungkin akan berpikir dua kali dikala ingin melaksanakan tindakan kanibalisme. Tidak hanya anda akan ditangkap oleh pihak yang berwenang, namun anda mungkin akan terserang penyakit 'Kuru'. Kuru ialah penyakit yang tidak sanggup disembuhkan, bersifat degeneratif dan sanggup menjadikan kondisi yang fatal berujung kematian.
Kuru pertama kali ditemukan pada tahun 50-an di kawasan Papua Nugini, dimana penyakit ini menyebar akhir kebiasaan kanibal suku Fore. Suku Fore mempunyai suatu tradisi dimana mereka memakan jasad anggota suku yang telah mati termasuk otak mereka, dimana otak merupakan letak protein yang sangat mematikan (Prion) banyak ditemukan.
Gejala penyakit Kuru antara lain tremor, tertawa histeris tanpa sebab, cadel dan risikonya tidak sanggup bergerak atau menelan. Masa inkubasi penyakit ini antara 10 sampai 13 tahun, namun dalam beberapa perkara juga sanggup terjadi 50 tahun atau lebih. Kebanyakan dari mereka meninggal setahun sehabis tanda-tanda penyakit tersebut muncul.
Pict from Here |
3. Endo- dan Eksokanibalisme
Kebanyakan sikap kanibalisme dibagi menjadi 2 kategori. Yang pertama ialah Endokanibalisme, dimana para pelaku kanibalisme memakan daging insan yang telah meninggal, umumnya ialah mereka yang berasal dari suku atau keluarga yang sama untuk memuliakan ajal orang tersebut. Suku Fore contohnya, mereka memakan daging dan otak anggota sukunya yang telah meninggal, dengan melaksanakan hal ini diperlukan jiwa anggota suku yang telah meninggal akan selalu erat dan bersama dengan keluarga mereka yang masih hidup.
Kategori kedua ialah eksokanibalisme, yaitu agresi kanibalisme terhadap seseorang untuk membunuh atau untuk mengintimidasi orang lain. Meskipun misionaris Katolik dan pemerintah telah menghapuskan segala jenis agresi endokanibalisme, aski eksokanibalisme masih banyak dilakukan di seluruh dunia.
Pict from Here |
2. Kanibalisme Untuk Pengobatan
Praktik kanibalisme umum dilakukan oleh warga Eropa pada kurun pertengahan. Namun agresi ini murni dilakukan untuk kepentingan pengobatan. Lemak insan dikatakan sanggup mempercepat penyembuhan luka dan mengobati peradangan sendi serta rematik, sementara darah insan dikatakan sanggup meringankan penyakit epilepsi dan penyakit kejang lainnya. Mereka yang mengidap penyakit epilepsi kerap membayar seorang algojo untuk mendapat darah dari orang yang telah Ia eksekusi. Daging dan darah dari perempuan perawan dan orang yang meninggal akhir digantung (entah itu gantung diti atau lantaran hukuman) dianggap lebih berharga serta banyak dicari.
Pict from Here |
1. Kanibalisme dan Penyakit Mental
Kanibalisme selain lantaran alasan bertahan hidup dan potongan ritual sering dianalogikan sebagai hasil dari penyakit mental. Diagnosa umum untuk para pelaku kanibalisme modern ialah schizophrenia, yang mana sanggup mengakibatkan halusinasi serta delusi. Dokter lain mendiagnosa penyakit kanibal sebagai tindakan psikopat, artinya mereka paham dan sadar dengan apa yang mereka lakukan namun mempunyai sedikit tenggang rasa untuk meratapi tindakan mereka.
Yang mengganggu ialah berdasarkan dokter asal California, Karen Hylen, aktivitas kanibalisme sanggup mengakibatkan kecanduan layaknya merokok dan pemakaian narkoba. Kecanduan ini dimulai dari fantasi yang berulang lagi dan lagi di otak sang psikopat. Pada dikala orang tersebut risikonya sanggup melampiaskan nafsu mereka dengan memakan daging insan layaknya fantasi mereka, otak pelaku tersebut akan dibanjiri oleh dopamin, yang menciptakan mereka ngefly layaknya menghisap kokain.
Pict from Here |