5 Pembunuh Berantai Yang Masih Bebas Berkeliaran
Thursday, May 9, 2019
Edit
Pict from Here |
Pembunuh berantai merupakan seseorang yang melaksanakan pembunuhan pada beberapa orang dalam waktu yang berbeda-beda. Korbannya biasanya merupakan seseorang yang tidak dikenal oleh pelaku. Motif dan alasan pembunuhannya pun beragam. Namun sayangnya, tidak semua pembunuh berantai berhasil diringkus oleh pihak yang berwajib, banyak diantara mereka yang masih berkeliaran di luar sana. Berikut ini ialah "5 Pembunuh Berantai Yang Masih Bebas Berkeliaran".
5. Pembunuhan Hwaseong
The Hwaseong murders, merupakan pembunuh berantai paling populer di Korea Selatan. Membunuh 10 perempuan dalam selang waktu 5 tahun, mulai dari tahun 1986. Hampir semua korbannya terbunuh dengan cara dicekik dengan memakai pakaian mereka sendiri. Umur korban berkisar antara 13 sampai 71 tahun dan hampir semua korbannya diperkosa dahulu sebelum dibunuh. Korban terkahirnya ialah seorang perempuan berusia 69 tahun, ditemukan tewas tercekik oleh pantyhosenya sendiri (semacam stoking panjang).
Pemburuan si pembunuh berantai ini sempat menjadi gosip nasional namun pihak berwajib gagal mendapatkah hasil yang signifikan. Satu-satunya citra yang berhasil diterima oleh pihak polisi berasal dari "hampir" korban keempatnya, yang telah diperkosa namun berhasil melarikan diri. Dia mendeskripsikan sang pembunuh mempunyai badan yang ramping dan berusia 20 tahunan awal. Juga terdapat sampel DNA yang berhasil didapatkan, sayangnya tidak ada satupun sampel DNA dari orang yang dicurigai yang cocok dengan DNA pembunuh tersebut.
Pict from Here |
4. Pembunuh Jalan Raya New Bedford
Pada tahun 1988, pembunuh berantai membunuh 11 perempuan di New Bedford, Massachusetts, Amerika Serikat. Mayat dari korban dibuang di pinggir jalan raya di luar kota tersebut. Sang pembunuh mengincar pekerja seks dan pecandu narkoba sebagai korbannya dan melaksanakan pembunuhannya pada bulan April sampai September tahun itu. Namun, polisi tidak mengetahui kalau pembunuh berantai tersebut rupanya aktif sampai bulan November, yang mana ditemukan mayit korban ketiganya. Pada ketika itu, pembunuh berantai tersebut menghentikan aksinya dan berkemungkinan berpindah tempat.
Pihak polisi mengejar dua orang sebagai tersangka. Yang pertama ialah Tony DeGrazia, yang mana mempunyai catatan kejahatan menganiaya seorang pekerja seks. Tidak ada bukti mengenai Tony yang bekerjasama dengan pembunuhan berantai dan pada tahun 1990 beliau melaksanakan bunuh diri. Yang kedua ialah seorang pengacara berjulukan Kenneth Ponte. Pada bulan Agustus tahun itu, Ia didakwa atas pembunuhan Rochelle Clifford, namun kasus tersebut tidak dilanjutkan lantaran kurangnya bukti. Pada tahun 2007, polisi menggali sebuah area di sekitar salah satu rumah usang Kenneth Ponte dalam upaya untuk memecahkan kasus tersebut, namun pada tahun 2010 kemudian Kenneth meninggal dunia.
Teori lainnya menyatakan bahwa pembunuh berantai mungkin saja ialah Lisbon Ripper, pelaku tak dikenal yang dianggap bertanggung jawab atas kasus pembunuhan berantai di Portugal pada tahun 1990-an. Terdapat komunitas warga Portugis besar di New Berdford, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk pelaku tersebut pindah untuk melanjutkan tindakan kriminalnya.
Pict from Here |
3. Pembunuh Berantai Edgecombe County
Edgecombe County, Carolina Utara, Amerika Serikat, telah memburu pelaku pembunuhan berantai, yang mana menewaskan 9 perempuan dan 1 laki-laki dari tahun 2005 sampai 2010. Pria berjulukan Antwan Maurice Pittman telah dieksekusi bersalah atas salah satu tindak pembunuhan yaitu tewasnya Tahara Nicholson pada tahun 2009, dan tampaknya Ia juga dalang di balik semua pembunuhan tersebut. Namun para penduduk setempat masih waspada lantaran masih percaya bahwa pembunuh yang bekerjsama sedang berkeliaran di luar sana.
Semua korbannya merupakan warga Amerika Afrika dengan latar belakang pengguna narkoba atau seorang pekerja seks. Kebanyakan mayit korban ditemukan di hutan, luar kota tersebut. Korban perempuan ditusuk dan dipukul, sementara satu-satunya korban laki-laki dimutilasi. Maurice Pittman menyangkal semua pembunuhan tersebut, termasuk dengan kasus Tahara Nicholson.
Pict from Here |
2. Monster Udine
Antara tahun 1971 dan 1991, kota historis Udine di Italia pernah dihantui oleh 11 kasus pembunuh berantai terhadap 11 perempuan yang belum terpecahkan. Seperti kasus-kasus sebelumnya, sasaran yang paling umum ialah seorang pekerja seks, namun pembunuh juga membunuh seorang guru berjulukan Marina Lepre. Tentunya tidak semua pembunuhan dilakukan oleh satu orang yang sama, namun kita sanggup menghubungkan 5 kasus diantaranya, lantaran sang pembunuh meninggalkan tanda yang sama.
Lima korban pertama mempunyai sayatan di kawasan perutnya. Sayatan tersebut sangatlah rapi dan dilakukan dengan hati-hati, mungkin pembunuh memakai pisau bedah untuk melakukannya. Sayatan dimulai dari kawasan kemaluan sampai dada dan melingkar rapi di kawasan pusar. Dari segi presisi irisan, irisan tersebut hampir menyerupai dengan irisan operasi caesar, sehingga banyak yang beropini bahwa pembunuh ialah seorang dokter. Dari sekian barang bukti yang tersisa, selendang milik Marina Lepre lah yang berkemungkinan untuk mempunyai DNA dari sang pembunuh.
Selendang tersebut sekarang disimpan oleh putrinya.
Pict from Here |
1. Pembunuhan Beer Man dan Manset Parade
Kebanyakan pembunuh berantai meninggalkan sebuah tanda untuk menandai aksinya. Begitu juga dengan Beer Man atau 'Manusia bir', Ia selalu meninggalkan kaleng bir kosong di bersahabat mayit korbannya. Beberapa sumber menyampaikan bahwa setiap mayit hanya ditemukan satu kaleng bir kosong, ada juga yang menyampaikan empat kaleng kosong setiap mayatnya. Entah apa alasan orang ini, namun lantaran aksinya pembunuh berantai tersebut dijuluki Beer Man.
Antara Oktober 2006 sampai Januari 2007, Beer Man membunuh 7 laki-laki di Mumbai, India. Semua korbannya ialah laki-laki yang dibunuh dengan cara ditusuk atau dipukul hinnga tewas, dan kebanyakan dari mereka telanjang dari pinggang sampai ke kaki. Polisi menyatakan bahwa pembunuh tersebut telah melaksanakan "tindakan seks yang tidak biasa" terhadap semua korbannya.
Pria berjulukan Ravindra Kantrole dieksekusi atas salah satu kasus pembunuhan pada tahun 2007. Pada bulan September 2009, Ia dinyatakan tidak bersalah oleh pengadilan tinggi, yang mana ditemukan bahwa saksi mata atas dirinya ialah 'palsu'. Pada tahun 2012, DNA-nya dilakukan tes untuk melihat apakah beliau ialah pelaku atas tindakan pembunuhan berantai di kawasan tersebut.
Pembunuh Manset Parade (sarung tangan yang biasa dipakai oleh anggota suatu parade) atau the 'Cuff parade' merupakan seorang pembunuh berantai di balik kasus penculikan, pelecehan seksual dan pembunuhan tiga perempuan di tahun 2011. Semua korbannya ialah anak-anak di belum dewasa 3 tahun. Polisi berhasil mengekstrak DNA dari pelaku dari dua korban dan dari situ disimpulkan bahwa pembunuh berjumlah setidaknya dua orang. Mereka mengampil sampel dari 1,115 tersangka, salah satunya ialah Ravindra Kantrole. Sayangnya, proses analisis sampel berjalan sangat usang yang disebabkan oleh kurangnya materi kimia yang dibutuhkan di lab kejahatan kimia lokal.
Pict from Here |