Legenda Unicorn
Friday, April 5, 2019
Edit
Unicorn yaitu makhluk legendaris yang semenjak zaman dahulu telah digambarkan sebagai makhluk yang mempunyai satu tanduk spiral besar yang menonjol di dahinya.
Unicorn telah disebutkan oleh orang-orang Yunani kuno dalam kisah sejarah alam oleh banyak sekali penulis, termasuk Ctesias, Strabo, Pliny the Younger, dan Aelian.
Alkitab juga menggambarkan binatang re'em, yang dalam beberapa versi terjemahan berarti unicorn.
Dalam kisah rakyat Eropa, unicorn sering digambarkan sebagai kuda putih atau kambing dengan tanduk panjang dan kuku terbelah.
Pada era pertengahan dan masa Renaisans, unicorn biasanya digambarkan sebagai makhluk hutan liar, simbol kemurnian dan rahmat, yang hanya bisa ditangkap oleh seorang perawan.
Di dalam ensiklopedi, tanduknya dikatakan mempunyai kekuatan untuk mengubah air racun menjadi air yang sanggup diminum (penetral racun) dan sebagai penyembuh penyakit.
Pada zaman era pertengahan dan Renaisans, gading narwhal terkadang dijual sebagai tanduk unicorn.
Unicorn tidak ditemukan dalam mitologi Yunani, melainkan dalam catatan sejarah alam (natural history), alasannya yaitu penulis sejarah alam yakin akan kenyataan unicorn, yang tinggal di India, dunia yang jauh dan menakjubkan bagi mereka.
Deskripsi awal berasal dari Ctesias, yang dalam bukunya Indika ("On India") menggambarkan mereka sebagai keledai liar yang bisa berlari cepat, dengan tanduk sepanjang satu setengah hasta, serta berwarna putih, merah dan hitam.
Aristotle mengikuti Ctesias ketika menyebutkan dua binatang bertanduk satu, oryx (sejenis antelop), yang disebut "indian ass" (keledai India).
Strabo menyampaikan bahwa di Kaukasus ada kuda bertanduk satu dengan kepala mirip rusa.
Pliny the Elder menyebutkan oryx dan seekor indian ox (mungkin seekor badak) sebagai makhluk bertanduk satu, dan juga "binatang ganas yang disebut monoceros, yang mempunyai kepala rusa, kaki gajah, dan ekor babi hutan, sedangkan penggalan badan lainnya mirip kuda."
"Binatang itu membuat bunyi rendah, dan mempunyai satu tanduk hitam yang menonjol di tengah keningnya, sepanjang dua hasta."
Dalam On the Nature of Animals, Aelian, mengutip Ctesias, menambahkan bahwa India juga mempunyai kuda bertanduk satu, dan menyampaikan bahwa monoceros terkadang disebut cartazonos, yang mungkin merupakan bentuk karkadann Arab, yang berarti "badak".
Cosmas Indicopleutes, seorang pedagang Alexandria yang hidup di era ke-6, melaksanakan perjalanan pelayaran ke India, dan kemudian menulis karya wacana Kosmografi.
Dia memperlihatkan deskripsi unicorn berdasarkan empat tokoh (terbuat dari kuningan) di Istana Raja Etiopia.
Berdasarkan laporan, beliau menyatakan bahwa :
"Tidak mungkin untuk membawa binatang buas ini hidup-hidup, dan bahwa kekuatannya semua terletak pada tanduknya. Ketika ia menemukan dirinya dikejar dan dalam ancaman tertangkap, ia melemparkan dirinya dari tebing curam, dan berubah begitu cepat ketika jatuh, bahwa ia mendapatkan semua kejutan pada tanduk, dan lolos dengan aman, dan sehat."
Binatang bertanduk satu (yang mungkin hanya seekor banteng) ditemukan pada beberapa stempel logam, materai, cap atau cincin dari peradaban Lembah Indus. Sesuatu dengan tampilan mirip itu dianggap sebagai tanda peringkat sosial yang tinggi.
Kursi tahta Denmark terbuat dari "tanduk unicorn", yang hampir niscaya berasal dari gading narwhal.
Bahan yang sama juga dipakai untuk cangkir program seremonial alasannya yaitu tanduk unicorn dipercaya sanggup menetralkan racun.
Berdasarkan pengetahuan era pertengahan, Marco Polo menggambarkan unicorn sebagai :
"Hampir tidak lebih kecil daripada gajah. Mereka mempunyai rambut seekor kerbau, dan kaki mirip gajah. Mereka mempunyai satu tanduk hitam besar di tengah dahi mereka. Mereka mempunyai kepala mirip babi hutan. Mereka menghabiskan waktu dengan berkubang dalam lumpur. Mereka sangat buruk (tidak enak) untuk dilihat. Mereka sama sekali tidak mirip citra yang telah diceritakan bahwa mereka membiarkan diri mereka ditangkap oleh perawan, namun (hal itu) bertentangan dengan gagasan kita."
Sudah terang bahwa Marco Polo mendeskripsikan seekor badak.
Di Jerman, semenjak era ke-16, Einhorn ("satu-tanduk") telah menjadi citra dari banyak sekali spesies badak.
Tanduk itu sendiri dan zat yang dibuatnya disebut alicorn, dan dipercaya mempunyai khasiat magis dan sebagai obat-obatan.
Pada 1638, dokter Denmark, Ole Worm menyidik tanduk diduga alicorn yang ternyata merupakan gading milik narwhal.
Bubuk palsu alicorn yang terbuat dari gading narwhal atau tanduk dari banyak sekali binatang lain, telah terjual di Eropa untuk tujuan pengobatan hingga final 1741.
Alicorn dianggap bisa menyembuhkan banyak sekali penyakit, dan mempunyai kemampuan untuk mendeteksi racun, sehingga banyak dokter akan membuat dan menjualnya.
Cangkir atau piala alicorn yang diberikan kepada raja sebagai hadiah, biasanya terbuat dari gading binatang atau gading anjing laut.
Di era pertengahan, seluruh tanduk sangat berharga, dan seringkali tanduk-tanduk itu benar-benar berasal dari gading narwhal.
Dalam heraldry (ilmu lambang), seekor unicorn sering digambarkan sebagai kuda dengan kuku dan jenggot kambing, ekor mirip singa, dan tanduk spiral di keningnya.
Unicorn paling dikenal sebagai simbol Skotlandia.
Unicorn dipilih alasannya yaitu dianggap sebagai binatang yang membanggakan diri dan angkuh, yang lebih baik mati daripada harus ditangkap, sama mirip Skotlandia yang akan berjuang untuk tetap berdaulat dan tak terkalahkan.
Pencarian binatang konkret sebagai dasar mitos unicorn, berarti mendapatkan gagasan penulis zaman dahulu, bahwa unicorn benar-benar ada di suatu daerah di ujung bumi yang telah diketahui.
Beberapa binatang tersebut di antaranya :
Unicorn Otto von Guericke
Di antara banyak temuan tulang prasejarah yang ditemukan di Gua Unicorn di Pegunungan Harz Jerman, beberapa dipilih dan direkonstruksi oleh Walikota Magdeburg, Otto von Guericke, sebagai unicorn pada tahun 1663.
Unicorn Otto von Guericke |
Unicorn Guericke hanya mempunyai dua kaki, dan dibangun dari fosil tulang warak wol dan tulang seekor mammoth, dengan tanduk seekor narwhal.
Kerangka tersebut diperiksa oleh Gottfried Leibniz, yang sebelumnya mewaspadai keberadaan unicorn.
Batuan atau tanah liat unicorn dari Peradaban Lembah Indus (bertanggal 2500 SM)
Objek pertama yang ditemukan dari Harappa dan Mohenjo-Daro (situs utama Peradaban Lembah Indus), yaitu kerikil kecil yang mempunyai gesekan rapi yang menggambarkan binatang, termasuk sosok mirip unicorn, dan ditandai dengan goresan pena Indus yang masih menbingungkan para ilmuwan.
Sosok unicorn pada kerikil itu telah ditafsirkan sebagai representasi aurochs (sejenis sapi liar besar yang sebelumnya menghuni Eropa, Asia dan Afrika Utara, atau juga menggambarkan asal mula dari aurochs itu sendiri).
Telah disarankan bahwa alasannya yaitu binatang itu selalu ditampilkan dari satu sisi, sehingga hanya satu dari dua tanduknya saja yang sanggup terlihat.
Aurochs (Bos primigenius) |
Elasmotherium atau badak
Salah satu dugaan menyarankan bahwa unicorn didasarkan pada elasmotherium (spesies warak berbulu wol bertanduk satu yang telah punah).
Elasmotherium terlihat mirip kuda, namun mempunyai satu tanduk besar di dahinya.
Elasmotherium |
Bagaimanapun, berdasarkan Nordisk familjebok (Nordic Familybook) dan penulis sains, Willy Ley, elasmotherium mungkin telah bertahan hidup cukup usang mengingat adanya ingatan orang-orang Eropa orisinil wacana legenda banteng hitam besar dengan satu tanduk di dahinya.
Untuk mendukung klaim ini, tercatat bahwa pelancong era ke-13, Marco Polo, mengklaim telah melihat seekor unicorn di Jawa, Indonesia.
Namun, deskripsinya secara terang membuat pembaca modern yakin bahwa ia benar-benar telah melihat seekor javan rhinoceros atau warak jawa.
Badak jawa (Rhinoceros sondaicus) |
Penemuan terbaru nampaknya memperlihatkan bahwa insan dan elasmotherium Siberia berada di wilayah yang sama pada waktu yang bersamaan pula.
Tengkorak tidak lengkap dari seekor elasmotherium sibiricum ditemukan di Kazakhstan dan ditentukan umurnya di tahun 2015, berusia sekitar 30.000 tahun.
Tengkorak insan modern ditemukan di wilayah yang sama sekitar 45.000 tahun yang lalu, ini berarti bahwa spesies insan dan mamalia jenis ini (elasmotherium) mungkin pernah hidup berdampingan di Siberia Barat selama ribuan tahun.
Kambing bertanduk satu
Peneliti Neo-Pagan kuno, Timothy Zell dan istrinya Morning Glory, memproduksi unicorn buatan yang disebut "the Living Unicorn", mengubah bentuk "tunas tanduk" anak kambing sedemikian rupa sehingga tanduk mereka tumbuh bersama menjadi satu tanduk.
Unicorn kambing berjulukan Lancelot yang diciptakan oleh Morning Glory dan Otter G'Zell pada tahun 1980an |
Zell berteori bahwa proses ini mungkin telah dipakai di masa kemudian untuk membuat keingintahuan, alasannya yaitu kambing tersebut sanggup memakai tanduk panjang yang lurus ini secara efektif sebagai senjata atau sebagai alat.
Proses ini hanya mungkin dilakukan dengan binatang yang mempunyai tanduk secara alami. Untuk suatu waktu, beberapa ekor unicorn ini bepergian dengan Ringling Brothers Circus.
Dalam kumpulan karya dan konsep seni rupa era pertengahan, unicorn sering digambarkan sebagai binatang kecil dengan kuku dan jenggot, dan terkadang lebih mirip kambing daripada seekor kuda bertanduk.
Narwhal
Tanduk unicorn yang sering ditemukan di era pertengahan dan Renaisans Eropa, sangat sering menjadi pola dari gading spiral tunggal yang khas dari narwhal (Monodon monoceros).
Tanduk binatang itu dibawa ke selatan sebagai tanduk perdagangan yang sangat berharga, dan dijual sebagai tanduk dari unicorn yang legendaris.
Karena tanduk ini dianggap mempunyai kekuatan sihir, bangsa Viking dan pedagang utara lainnya sanggup menjualnya berkali-kali dengan emas mereka.
Oryx
Oryx yaitu antelop dengan dua tanduk panjang dan tipis yang berada di kepalanya.
Beberapa telah menyarankan bahwa ketika orang-orang melihat mereka dari samping dan dari kejauhan, mereka terlihat mirip kuda bertanduk tunggal (meski arah tanduk tersebut akan terlihat mundur, tidak maju mirip pada tanduk unicorn).
Bisa dibayangkan kalau wisatawan Arab mendapatkan kisah unicorn dari binatang ini.
Bagaimanapun, penulis klasik nampaknya bisa membedakan dengan terang antara seekor oryx dengan unicorn.
Eland
Di Afrika Selatan, eland mempunyai konotasi mistis dan spiritual, alasannya yaitu antelop besar ini sanggup mempertahankan diri mereka terhadap singa dan bisa membunuhnya.
Lemak eland dipakai dikala mencampur pigmen untuk piktogram (simbol bergambar untuk sebuah kata atau frase), dan dipakai dalam pengolahan banyak obat-obatan.
Ada sebuah tanduk yang diklaim milik unicorn di kastil ketua Clan Macleod di Skotlandia, yang kemudian teridentifikasikan sebagai tanduk eland.
Gangguan genetik binatang bertanduk
Sebuah kemungkinan gres untuk ilham unicorn tiba pada tahun 2008 dengan ditemukannya rusa roe bertanduk tunggal di Itali.
Rusa bertanduk tunggal memang tidak biasa, namun penempatan tanduk yang berada sempurna di tengah sangat tidak biasa, bahkan bisa dibilang sangat langka.
Rusa Roe yang diberi nama unicorn |
Direktur ilmiah Rome's zoo, Fulvio Fraticelli, menyampaikan :
"Umumnya, tanduk berada di satu sisi (kepala) daripada berada di tengah. Ini terlihat mirip masalah yang rumit."
Rusa dengan satu tanduk yang berada di satu sisi |
Fulvio Fraticelli juga mengakui bahwa penempatan tanduk itu bisa jadi hasil dari beberapa jenis stress berat yang terjadi di kehidupan rusa.
(Sumber : Wikipedia)